JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengumumkan, mulai bulan depan tak ada lagi istilah penggesekan kartu kredit. Pasalnya, semua kartu kredit tak lagi menggunakan teknologi magnetic stripe atau strip magnetik. "Semua akan berteknologi chip," kata Aribowo kepada KONTAN, hari ini (22/12) di kantornya, Gedung BI. Teknologi chip ini, lanjut Aribowo, membuat kebiasaan lama menggesek kartu kredit akan hilang. Sebab, dengan teknologi chip, kartu kredit harus dimasukkan sedemikian rupa pada mesin khusus pembaca identitas chip bernama EDC (Electronic Data Capture). Menurut Aribowo, salah satu tujuan penerapan kartu kredit berteknologi chip adalah mencegah perusakan dan pemalsuan kartu alias fraud. "Teknologi ini bisa mengurangi terjadinya fraud transaksi pada kartu kredit," ujarnya. Sebelumnya, Ketua Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Muhammad Helmi berpendapat, masyarakat akan menyambut gembira inovasi ini. "Pada akhirnya nanti, tidak ada lagi fraud transaksi kartu kredit," katanya. Namun, Helmi menambahkan, fraud aplikasi masih akan menjadi pekerjaan rumah BI dan penerbit kartu kredit. Salah satu penyebabnya adalah pemalsuan identitas. "Solusinya adalah penguatan pada database dan peningkatan sistem di mana KTP (Kartu Tanda Penduduk) tak lagi bisa dipalsukan atau kepemilikan lebih dari satu KTP," imbuh Helmi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mulai 1 Januari 2010, Kartu Kredit Tak Digesek Lagi
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengumumkan, mulai bulan depan tak ada lagi istilah penggesekan kartu kredit. Pasalnya, semua kartu kredit tak lagi menggunakan teknologi magnetic stripe atau strip magnetik. "Semua akan berteknologi chip," kata Aribowo kepada KONTAN, hari ini (22/12) di kantornya, Gedung BI. Teknologi chip ini, lanjut Aribowo, membuat kebiasaan lama menggesek kartu kredit akan hilang. Sebab, dengan teknologi chip, kartu kredit harus dimasukkan sedemikian rupa pada mesin khusus pembaca identitas chip bernama EDC (Electronic Data Capture). Menurut Aribowo, salah satu tujuan penerapan kartu kredit berteknologi chip adalah mencegah perusakan dan pemalsuan kartu alias fraud. "Teknologi ini bisa mengurangi terjadinya fraud transaksi pada kartu kredit," ujarnya. Sebelumnya, Ketua Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Muhammad Helmi berpendapat, masyarakat akan menyambut gembira inovasi ini. "Pada akhirnya nanti, tidak ada lagi fraud transaksi kartu kredit," katanya. Namun, Helmi menambahkan, fraud aplikasi masih akan menjadi pekerjaan rumah BI dan penerbit kartu kredit. Salah satu penyebabnya adalah pemalsuan identitas. "Solusinya adalah penguatan pada database dan peningkatan sistem di mana KTP (Kartu Tanda Penduduk) tak lagi bisa dipalsukan atau kepemilikan lebih dari satu KTP," imbuh Helmi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News