Mulai 2026, RMK Energy (RMKE) Yakin Bisa Jual 5 Juta Ton Batubara Per Tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT RMK Energy Tbk (RMKE) berambisi mendongkrak kinerja operasional. Target  RMKE, di tahun 2026 nanti, volume penjualan batubara tahunan perusahaan bisa mencapai 5 juta ton, sedang volume jasa batubara tahunan RMKE ditargetkan mencapai 20 juta ton.

“Kami optimistis target 2026 bisa dicapai,” ujar Direktur Utama RMKE, Tony Saputra dalam konferensi pers yang digelar Senin (21/11).

Sebagai pembanding, tahun ini RMKE menargetkan volume angkutan batubara sebesar 7,82 juta ton serta volume penjualan 2,26 juta ton. Jumlah tersebut lebih besar dibanding angka realisasi tahun 2021 lalu yang menurut laporan tahunan perusahaan tercatat sebesar 5,96 juta ton pada volume pengangkutan batubara dan 1,63 juta ton batubara pada segmen penjualan batubara.


Ke depannya, RMKE menargetkan kenaikan kinerja secara gradual, dimulai dengan target volume jasa batubara 10,8 juta ton serta volume penjualan batubara 3 juta ton untuk di tahun 2023 yang kemudian direncanakan kembali naik di tahun-tahun berikutnya hingga mencapai target tahun 2026.

Baca Juga: Panorama Sentrawisata (PANR) Catatkan Peningkatan Demand Paket Liburan Jelang Nataru

Tony berujar, RMKE memiliki tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE). Menurut  proyeksi perusahaan, tambang yang mulai beroperasi pada Februari 2022 lalu tersebut bakal mampu memproduksi sekitar 4 juta ton batubara dalam setahun atau setara kurang lebih 80% dari target volume penjualan RMKE di tahun 2026. Dengan begitu,  RMKE tinggal mencari 1 juta ton batubara sisanya dari tambang sekitar untuk mencapai target volume penjualan.

Di sisi lain, RMKE, kata Tony, juga sudah memiliki fasilitas pelabuhan seluas 60 hektar serta fasilitas 3 lini conveyor belt yang mampu mengisi 1 kapal tongkang berkapasitas 8.000 ton batubara dalam waktu 8 jam. 

“Kalau mau ngomong per hari ini aja RMK Energy  sudah mampu untuk (mengerjakan jasa batubara) 20 juta ton, tinggal tunggu barangnya (batubara), itu masih tergantung logistik,” tutur Tony.

Direktur Keuangan RMKE, Vincent Saputra mengatakan, RMKE bakal membangun 2 jalan utama alias hauling road untuk mengupayakan potensi kerja sama jasa batubara dengan calon klien-klien perusahaan tambang potensial di area sekitar. 

Satu jalan di antaranya akan dibangun ke arah Muara Enim untuk menyasar tambang-tambang di sana. Proses pengerjaan jalan tersebut sudah berlangsung. Menurut rencana, jalan yang membentang sepanjang 32 kilometer tersebut beroperasi pada kuartal pertama tahun depan.

Sementara itu, jalan kedua bakal dibangun dengan panjang 40-50 kilometer ke arah Lahat. Kalau ditotal, kebutuhan capex untuk pembangunan kedua jalan utama ini diproyeksi berjumlah Rp 350 miliar.

Bukan tanpa alasan RMKE menyasar tambang-tambang di Muara Enim dan Lahat. Menurut Vincent, potensi batubara paling besar di Sumatera Selatan (Sumsel) memang berada di kedua lokasi tersebut.

Baca Juga: Sumber Alfaria (AMRT) Optimistis Terus Berkembang di Tengah Ancaman Resesi

“Jadi tambangan potensial di Sumsel itu cadangannya bisa 80 juta -100 juta ton. Di Muara Enim sendiri ada 5-6 tambang dengan cadangan yang seperti itu, sedangkan yang kami perlukan hanya sekitar 7-8 juta ton dalam setahun,” tutur Vincent.

Menyoal pendanaan, Vincent memastikan bahwa RMKE bakal memprioritaskan sumber pendanaan internal yang berasal dari laba. 

“Jadi kalau kita lihat di 2022 capex kita di Rp 174 miliar dan profit kami tahun lalu itu Rp 199 miliar. Jadi majority dari profit itu kami pakai untuk investasi lagi untuk capex saat ini,” ujar Vincent.

“Dan di 2023 capex kita adalah Rp 350 miliar. Sampai bulan sembilan 2022 ini net profit kita sudah di angka 290 miliar, yang mana target (net profit) kita tahun ini adalah Rp 370 miliar,” tambahnya lagi. 

Mengutip laporan keuangan interim perusahaan, RMKE membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,90 triliun pada Januari-September 2022 lalu, naik 121,66% dibanding realisasi pendapatan Januari-September 2021 yang sebesar Rp 859,39 miliar. 

Dari pendapatan tersebut, RMKE mengantongi laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 275,32 miliar di Januari-September 2022, naik 135,60% dibanding realisasi Januari-September 2021 yang berjumlah Rp 116,85 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi