Mulai Banyak Permintaan, Kredit Sindikasi Perbankan Diproyeksikan Masih Tumbuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan yang melambat, penyaluran dalam kredit sindikasi juga mengalami hal yang sama. Namun, kredit sindikasi dinilai masih bisa tumbuh seiring dengan proyek pembangunan yang mulai bangkit.

Jika mengacu pada Bloomberg League Table Reports, kesepakatan kredit sindikasi dari awal tahun hingga 22 Agustus 2023 dari sisi mandated lead arranger (MLA) mencapai 31 proyek dengan nilai mencapai US$ 13,6 miliar atau turun 12,3% YoY.

Untuk di kuartal 3/2023 sendiri, kesepakatan kredit sindikasi sudah mencapai US$ 576,2 juta dengan total kesepakatan sebanyak 3 proyek. Di periode tersebut, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menempati posisi pertama dengan total kesepakatan US$ 181 juta.


EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang penyaluran kredit sindikasi di BCA utamanya untuk mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia. Mengingat, banyak proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi, dan kelistrikan.

Baca Juga: Jenius Isyaratkan Bakal Gandeng Partner untuk Membentuk Ekosistem Terintegrasi

Dengan banyaknya proyek tersebut, Hera melihat prospek kredit sindikasi ke depan masih positif. Ia bilang saat ini banyaknya permintaan untuk refinancing dan kebutuhan investasi atau modal kerja baru. 

“Saat ini ada beberapa pipeline sindikasi yang ditangani BCA di bidang infrastruktur jalan tol, smelter, manufaktur, jasa keuangan, properti, dan telekomunikasi,” ujar Hera.

Hingga Juli 2023, Hera bilang tren penyaluran kredit sindikasi BCA masih tercatat tumbuh. BCA telah mengelola kredit sindikasi sebesar Rp 124,2 triliun per Juli 2023, dan porsi partisipasi BCA dalam kredit sindikasi tersebut tercatat sebesar Rp 23,2 triliun. 

“Kami mempertimbangkan faktor risk appetite, posisi likuiditas dan modal, serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA,” ujarnya.

Sementara itu, Bank Mandiri yang menempati posisi pertama dalam penyaluran kredit sindikasi sepanjang tahun ini juga sepakat bahwa pasar kredit di Indonesia akan tetap stabil di akhir tahun.

“Terlepas dari faktor tahun politik dan penurunan harga komoditas,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Atturidha.

Dari data Bloomberg, Bank Mandiri menempati peringkat pertama sebagai MLA dengan nilai kredit mencapai US$ 1,69 miliar dengan jumlah kesepakatan sebanyak 17 sepanjang tahun ini berjalan.

Baca Juga: Semester I-2023, Total Nilai Transaksi BI Fast BCA Tembus Rp 1.369 Triliun

Rudi bilang penyaluran kredit sindikasi bank berlogo pita emas ini terdiri dari penyaluran kredit pada beberapa sektor unggulan di antaranya adalah sektor energi, komoditas, infrastruktur dan manufaktur.

Lebih lanjut, ia melihat dengan kondisi likuiditas bank yang solid dan tingkat suku bunga saat ini, beberapa perusahaan lebih memilih fundraising melalui kredit sindikasi dibandingkan dengan penerbitan surat berharga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi