KONTAN.CO.ID - Bitcoin berusaha menembus level US$ 60.000. Kamis (6/5), harga aset kripto terbesar di dunia ini sempat bertengger di level US$ 58.000, setelah terpuruk ke posisi US$ 53.000 pada Selasa (4/5). 

"Bitcoin bisa melihat momentum lanjutan, kembali di atas US$ 60.000 hanya pada berita Fidelity Investments," kata Edward Moya, Analis Pasar Ssenior di Oanda, yang menggambarkan berita itu sebagai "pengubah permainan".

Selain itu, berita Galaxy Digital, perusahaan layanan keuangan yang berfokus pada kripto, setuju untuk membeli BitGo, perusahaan digital asset trust, merupakan perkembangan positif lainnya untuk Bitcoin.

Bitcoin dalam mode pemulihan penuh pada Rabu (5/5) lantaran para trader menepis kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga AS, yang telah mengguncang pasar aset kripto sehari sebelumnya.

Baca Juga: Yellen klarifikasi pernyataannya, harga Bitcoin melesat kembali tembus US$ 57.000

Rebound terjadi karena bursa saham AS menguat karena data ekonomi yang kuat dan setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen menarik kembali peringatannya tentang akhir dari kebijakan moneter yang longgar.

Pesta akan terus berlanjut

Bitcoin sering kali diperdagangkan secara sinkron dengan pasar tradisional. Sebab, aset kripto itu semakin dipandang oleh investor institusi besar sebagai lindung nilai terhadap inflasi di masa depan.

"Yellen mengklarifikasi komentarnya dan pada dasarnya mencabut semuanya," ujar Moya kepada CoinDesk. 

"Ketua Federal Reserve Jerome Powell sekarang bertanggungjawab dan dia tetap dovish, siap untuk mendukung perekonomian," ujar Mati Greenspan, Pendiri Quantum Economics. 

Baca Juga: Ini pernyataan Janet Yellen yang menyeret turun harga Bitcoin

Editor: S.S. Kurniawan