Mulai musim pembagian dividen interim



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Musim pembagian dividen interim telah dimulai. Hal ini ditandai dengan rencana sejumlah emiten yang ramai-ramai mengumumkan pembagian dividen sebelum tutup buku.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital mengatakan, ada sejumlah faktor yang menentukan emiten memutuskan untuk membagikan dividen interim. "Kas yang mencukupi, ini yang paling utama," ujarnya kepada KONTAN, Senin (2/10).

Kas yang mencukupi menjadi penting. Sebab, jangan sampai justru karena pembagian dividen interim, alokasi untuk belanja modalnya menjadi berkurang. Hal ini tentunya akan membuat ekspansi perusahaan melambat karena bagi-bagi hasil keuntungan.


Setidaknya, Grup Astra sudah membuktikan jika perusahaan itu memang memiliki ketersediaan kas yang kuat. Hal ini tercermin dari belanja modal perusahaan yang saban tahun konsisten. Tahun ini, Grup Astra menyiapkan belanja modal Rp 20 triliun, tidak banyak berubah dibanding alokasi tahun lalu.

Padahal, Grup Astra juga hampir tak pernah absen membagikan dividen interim. Bahkan, sejumlah anak usahanya justru membagikan dividen interim yang lebih besar. AALI (Astra Agro Lestari) misalnya. Tahun lalu bukan tahun yang mudah bagi industri perkebunan. Kendati demikian, perusahaan tetap membagikan dividen interim Rp 99 per saham.

Soal konsistensi, UNVR (Unilever Indonesia) juga tak mau kalah. Sejauh ini, UNVR tak pernah absen membagikan dividen baik itu interim maupun tunai. Bahkan, perusahaan punya kebiasaan untuk membagikan dividen diatas 80% kepada pemegang saham.

Meski jumlahnya besar, nyatanya pembagian dividen ini tak mengganggu ekspansi UNVR. Hal ini tercermin dari alokasi belanja modal tahun ini sekitar Rp 1,64 triliun, tidak mengalami pengurangan dibanding belanja modal tahun lalu.

Oleh sebab itu, lanjut Alfred, pembagian dividen interim bisa menjadi salah satu ukuran untuk menentukan apakah emiten memiliki fundamental yang kuat, terutama dari sisi ketersediaan kas untuk investasi.

"Kuncinya itu konsistensi dan tidak adanya revisi belanja modal. Karena ketika memutuskan untuk membagikan dividen interim, emiten seharusnya juga sudah memasukan faktor rencana ekspansi," jelas Alfred.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon