Mulai November, Thailand abaikan syarat karantina bagi pelancong



KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Terhitung mulai 1 November mendatang, pemerintah Thailand bakal menghapus syarat karantina bagi pelancong yang datang ke Bangkok dan sembilan wilayah lainnya. Kebijakan ini seiring meningkatkan tingkat vaksinasi Covid-19 dan mencoba menghidupkan kembali sektor pariwisata yang babak belur dihantam pandemi.

Melansir Reuters Senin (27/9), termasuk daerah-daerah wisata populer Chiang Mai, Phangnga, Krabi, Hua Hin, Pattaya, dan Cha-am. Mengikuti keberhasilan pembukaan kembali pulau Phuket dan Samui untuk orang-orang yang telah divaksin dalam skema percontohan sejak Juli.

Baca Juga: Terancam gagal bayar, investor Evergrande menuntut uang kembali


Thailand ini ingin menyambut kembali pengunjung asing, setelah hampir 18 bulan kebijakan masuk ketat yang berkontribusi pada runtuhnya pariwisata, sektor utama yang menarik 40 juta pengunjung pada 2019

Pihak berwenang juga akan mengurangi waktu karantina secara nasional untuk pengunjung yang datang mulai 1 Oktober. Membaginya menjadi tujuh hari untuk kedatangan yang divaksinasi dan memotongnya menjadi 10 hari untuk mereka yang tidak diinokulasi.

Ini juga akan semakin mengurangi pembatasan mulai Jumat di 29 provinsi zona merah di bawah kendali maksimum, termasuk Bangkok, untuk memungkinkan lebih banyak bisnis dan kegiatan dibuka kembali, seperti spa, perpustakaan, bioskop, tempat olahraga dalam ruangan, dan salon kuku.

Pelonggaran kegiatan ini seiring dengan upaya Thailand meningkatkan tingkat vaksinasi, setelah kekurangan pasokan awal. Kurang dari sepertiga populasi telah diinokulasi sejauh ini.

Baca Juga: Tingkat vaksinasi capai 60%, pembatasan Covid-19 di Sydney bakal dilonggarkan

Gugus tugas juga menyetujui rencana untuk mendapatkan 3,35 juta dosis gabungan vaksin Covid-19, meskipun tidak ada kerangka waktu pengiriman yang diberikan.

Menunggu persetujuan Kabinet, Thailand akan berusaha untuk membeli 2,79 juta dosis vaksin Pfizer dan BioNTech dan 165.000 suntikan AstraZeneca dari Spanyol dan 400.000 dosis AstraZeneca yang bersumber dari Hongaria, kata seorang juru bicara.

Editor: Yudho Winarto