Mulai rilis laporan keuangan, simak rekomendasi saham bank BUMN berikut ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan pelat merah telah merilis laporan keuangan 2020. Pertama ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan penurunan laba sampai 45,8% sepanjang tahun lalu.

Dalam catatan Kontan, tren penurunan sejatinya telah dilampaui pada kuartal 2-2020, setelahnya laba kuartalan BRI kembali tumbuh positif. Dari laporan keuangan BRI tercatat tahun lalu BRI meraup laba senilai Rp 18,66 triliun, terkontraksi 45,8% (yoy) dibandingkan 2019 senilai Rp 34,41 triliun.

Adapun laba paling kecil dicatat BRI pada kuartal kedua 2020 senilai Rp 2,031 triliun merosot 75,14% (qoq) dibandingkan kuartal pertama 2020 senilai Rp 8,170 triliun. Sementara pada kuartal ketiga 2020 senilai Rp 3,953 triliun atau tumbuh 94,6% (qoq), dan kuartal keempat 2020 Rp 4,507 triliun dengan pertumbuhan 14,01% (qoq).


Kedua, ada PT Bank Negara Indonesia (BBNI) yang sudah merilis laporan keuangan sepanjang tahun lalu. BBNI mencatat laba bersih sebesar Rp 3,28 triliun pada tahun 2020. Realisasi ini merosot 78,7% dibanding periode setahun sebelumnya yang sebesar Rp 15,28 triliun.

Baca Juga: Begini nasib rekening dan deposito nasabah bank syariah BUMN usai merger

Selain itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga mencetak penurunan laba bersih 37,71% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 17,1 triliun di akhir tahun lalu. Asal tahu saja, pada tahun 2019 silam, Bank Mandiri masih membukukan laba bersih sebesar Rp 27,5 triliun atau tumbuh sebesar 9,9% bila dibandingkan dengan tahun 2018.

Pencapaian laba bersih di 2020 didorong oleh pertumbuhan fee based income yang naik 4,9% yoy menjadi Rp 28,7 triliun, dengan salah satu penyumbang utama adalah pendapatan dari transaksi online. Tercatat, frekuensi transaksi aplikasi Mandiri Online sepanjang 2020 mencapai lebih dari 600 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai lebih dari 1.000 triliun.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, penurunan dari kinerja perbankan seiringan dengan naiknya provisi yang mengharuskan perbankan menaikkan cadangan atas kredit sebagai dampak dari restrukturisasi. Okie melihat, saat ini pelaku pasar juga sudah menyesuaikan dan juga mengantisipasi melambatnya kinerja perbankan pada tahun 2020.

Baca Juga: Terhimpit pandemi, kredit perbankan turun 2,41% di tahun 2020

Editor: Wahyu T.Rahmawati