KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Kementerian Luar Negeri Singapura mengungkapkan, Singapura dan China akan memberlakukan perjanjian pembebasan visa selama 30 hari pada awal tahun depan. "Kedua negara akan menyusun rincian penerapan pengaturan pembebasan visa bersama selama 30 hari dan menerapkannya pada awal tahun 2024,” kata Kementerian Luar Negeri Singapura dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari
Reuters, Kamis (7/12). Sebelumnya, Thailand dan Malaysia juga telah membebaskan visa bagi wisatawan China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin membenarkan adanya perjanjian pembebasan visa bersama bagi warga negara kedua negara, namun tidak menyebutkan jangka waktu tinggalnya.
Baca Juga: RI Waspada Lonjakan Covid-19 Sudah di Atas 35-40 /hari, Singapura & Malaysia Melonjak “Saat ini otoritas yang berwenang dari kedua negara sedang melakukan komunikasi yang erat mengenai masalah-masalah tertentu,” katanya dalam konferensi pers rutin. “Baik China dan Singapura menantikan implementasi awal dan pemberlakuan pengaturan yang relevan.” Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, yang juga Menteri Keuangan Singapura, sedang berkunjung ke kota Tianjin dan Beijing. Wong menjadi salah satu ketua Dewan Gabungan untuk Kerjasama Bilateral (JCBC) ke-19 di Tianjin pada hari Kamis. Dia mengatakan pertukaran personel antara kedua belah pihak meningkat, dengan penerbangan antara kedua negara pulih mendekati tingkat sebelum pandemi, menurut laporan surat kabar utama berbahasa Mandarin di Singapura, Lianhe Zaobao. “Pengaturan pembebasan visa bersama selama 30 hari antara kedua negara juga akan mendukung kemajuan tersebut, yang dapat mendorong lebih banyak pertukaran personel dan memperkuat landasan hubungan bilateral,” kata surat kabar itu mengutip pernyataannya.
Tahun ini, China kembali melanjutkan bebas visa selama 15 hari bagi warga negara Singapura, lebih dari tiga tahun setelah visa tersebut ditangguhkan karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik di Sejumlah Negara Tetangga, Begini Kata Analis China sangat ingin agar perjanjian ini bersifat timbal balik, demikian yang dilaporkan Reuters pada bulan Mei, mengutip kedutaan besar Beijing. Otoritas Moneter Singapura pada Kamis (7/12) mengumumkan, Bank sentral Singapura dan Bank Rakyat China juga memulai program percontohan yang memungkinkan wisatawan dari kedua negara menggunakan mata uang digital e-CNY China untuk belanja pariwisata di Singapura dan China.
Editor: Herlina Kartika Dewi