Mulai Tertarik, Medco Energi (MEDC) Lihat Keekonomian Blok Masela



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah saat ini tengah dalam membentuk konsorsium untuk mengambil alih 35% participating interest (PI) milik Shell di Blok Masela. Adapun PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengaku tertarik masuk jika keekonomian proyek di lapangan migas tersebut bagus.

“Kalau keekonomian-nya bagus, ya pasti kami tertarik. Tapi bukan sebagai operator, minoritas saja, untuk proses pembelajaran,” kata Direktur Utama Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro kepada Kontan.co.id, Minggu (11/9).

Hilmi menjelaskan, Masela adalah pengembangan lapangan migas laut dalam yang memerlukan paling tidak dua hal. Pertama, operator yang memiliki kemampuan organisasi dan teknologi untuk membangun dan mengembangkan lapangan migas laut dalam.

Setahu Hilmi, hanya “the majors” yang sudah terbukti seperti Shell, Exxon, Chevron, BP, ENI dan beberapa yang lain.

Kedua, adalah balance sheet yang besar dan kuat untuk menanggung biaya belanja modal atawa capital expenditure (capex) yang sangat besar.  

Baca Juga: Beli 35% Hak Partisipasi Shell di Blok Masela, Pemerintah Bentuk Konsorsium

“Jadi salah satu anggota konsorsium untuk mengembangkan lapangan Masela harus memiliki kedua kriteria di atas,” kata Hilmi

Adapun menurut Hilmi, untuk menarik investor untuk proyek sebesar itu keekonomian-nya harus menarik plus jaminan contract sanctity.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini pemerintah sedang dalam proses pembuatan konsorsium untuk membeli 35% PI milik Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell) dalam proyek Abadi di Blok Masela.

Konsorsium tersebut terdiri dari INA, PT Pertamina, dan beberapa perusahaan lain yang berminat.

 
MEDC Chart by TradingView

“Perusahaan-perusahaan ini yang kami dorong untuk komunikasikan, kemungkinan besar ada perusahaan asing,” jelasnya saat ditemui di DPR, Kamis (8/9).

Menurut Bahlil, perihal Blok Masela bukan hanya soal saham dan modal, tetapi juga soal teknologinya. “Shel yang punya teknologi,” ujarnya.

Bahlil mengungkapkan, Presiden memutuskan untuk mencarikan investor mengganti Shell yang kemungkinan dalam waktu satu bulan hingga dua bulan mendatang bisa disampaikan serta bagaimana dampaknya pada jadwal produksi Blok Masela yang ditargetkan di 2027 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari