Mulfitinance mengandalkan dana induk



JAKARTA. Skema joint financing masih menjadi andalan multifinance untuk amunisi pembiayaan. Berbagai keuntungan didapatkan multifinance dengan skema ini. Salah satunya, lewat skema joint financing ini, multifinance bisa lebih cepat memperoleh pendanaan untuk kredit.

PT WOM Finance termasuk salah satu multifinance yang mengandalkan sumber pendanaan dari joint financing di tahun ini. Zacharia Susantadiredja, Direktur Keuangan WOM Finance bilang, pendanaan via joint financing dengan sang induk usaha, Bank Internastional Indonesia (BII), masih mendominasi yakni mencapai 70%.

WOM Finance memilih joint financing karena cara ini dianggap lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman ketimbang meminjam dari perbankan lain. Soalnya, WOM Finance tidak harus memberikan penjaminan untuk mendapatkan dana. "Selain dari BII, hanya sekitar 30% kebutuhan dana diisi oleh perbankan lain dan obligasi," ujar Zacharia, kemarin.


Bank lain yang bersedia menjadi kreditur WOM Finance adalah Bank Panin, BCA, Bank Mandiri, Hanabank dan Nobubank. Selain itu juga ada UOB, ANZ, HSBC serta Standar Chartered.

Sedangkan untuk obligasi, WOM Finance baru saja merilis surat utang senilai Rp 600 miliar pada Mei lalu. Obligasi yang menawarkan kupon bunga 9,5% - 11% tersebut akan digunakan untuk menggenjot target pembiayaan di tahun ini senilai Rp 6 triliun.

Perusahaan pembiayaan lainnya, BCA Finance juga mengandalkan joint financing dengan induk usahanya, Bank Central Asia (BCA) karena lebih fleksibel. Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance bilang, jika memakai pinjaman bank lain selalu terbentur dengan plafon kredit.

Biasanya, induk usaha BCA Finance akan mengambil porsi lebih besar yakni 90% dari total pendanaan. "Melalui joint financing, dana bertambah tergantung kesepakatan," kata Haslim.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri mencatat penyaluran pembiayaan melalui joint financing pada bulan Februari lalu mencapai Rp 100,4 triliun. Jumlah itu naik 23,19% dari periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 81,5 triliun.

Menurunkan porsi

Namun, tak semua multifinance akan bergantung terhadap joint financing. Ambil contoh Adira Finance. Anak usaha Bank Danamon tersebut justru ingin menekan porsi pembiayaan dari induk usaha.

Pada akhir tahun 2013, porsi joint financing milik Adira Finance sekitar 39%. Nah, di akhir tahun ini, Adira menargetkan porsi joint financing hanya 35% dari total kebutuhan pembiayaan. "Sampai kuartal I porsi joint financing dengan Bank Danamon sudah turun menjadi 38%," ujar I Dewa Made Susila, Direktur Adira Finance.

Alasan Adira menurunkan porsi joint financing demi mendapatkan pendanaan seoptimal mungkin. Untuk mengimbangi penurunan rasio joint financing, Adira Finance rajin mencari modal di luar. April 2014 lalu, Adira memperoleh pinjaman sindikasi asing US$ 300 juta. Adira juga menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie