KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen kaca PT Mulia Industrindo Tbk mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang semester I 2020. Emiten dengan kode MLIA mengantongi penjualan bersih Rp 1,74 triliun. Tertekan 7,94% year on year (YoY) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,89 triliun. Adapun pejualan ke berbagai wilayah mayoritas mengalami penurunan kecuali ke Amerika dan Eropa. Penjualan ke Amerika justru meningkat hingga 82,07% year on year (YoY) menjadi Rp 46,21 miliar dari sebelumnya Rp 25,38 miliar. Penjualan ke Eropa meningkat menjadi Rp 9,46 miliar atau naik 4,52% YoY.
Baca Juga: Periode berakhir, Mulia Industrindo (MLIA) realiasikan buyback 1,94 juta saham Sementara itu, penjualan di Indonesia yang menjadi penopang dibukukan menurun 10% YoY menjadi Rp 1,26 triliun dari sebelumnya Rp 1,4 triliun. Penjualan ke Asia juga menurun tipis 1,02% YoY menjadi Rp 383,87 miliar. Untuk penjualan ke Australia dan Afrika tertekan masing-masing 42,47% YoY dan 20,38% YoY, menjadi Rp 28,81 miliar dan Rp 11,52 miliar. Penurunan penjualan itu mengakibatkan laba kotor MLIA tertekan 27,95% YoY menjadi Rp 334,62 miliar. Sehingga,MLIA musti menanggung rugi sebelum pajak hingga Rp 53,39 miliar. Padahal periode yang sama tahun sebelumnya Rp 102,23 miliar. Rugi tersebut dipicu oleh ketidakmampuan MLIA dalam menanggung beban-beban yang sebenarnya telah ditekan. Akhirnya , MLIA menanggung rugi bersih periode berjalan hingga Rp 44,99 miliar. Padahal di semester I 2019 MLIA masih mencatatkan laba hingga Rp 75,01 miliar.