JAKARTA. PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk alias AMAG sepertinya cukup sadar diri untuk tidak ngotot mengejar target pertumbuhan premi dengan kondisi ekonomi saat ini. Karenanya, meski target preminya dipatok tumbuh 16% ketimbang tahun lalu, perseroan harus pasrah dengan potensi kenaikan preminya yang hanya sekitar 10% atau menjadi Rp 600 miliar sampai akhir tahun nanti. Linda J Delhaye, Direktur Utama AMAG mengatakan, perlambatan pertumbuhan pendapatan premi dikarenakan portfolio bisnisnya masih dominan dari lini usaha asuransi kendaraan bermotor, yakni sebanyak 60%. “Kita tahu, bisnis pembiayaan kendaraan bermotor tahun ini melambat. Ini sebagai refleksi dari industri multifinance,” ujarnya ditemui KONTAN di kantornya, Kamis (13/11). Apalagi, sambung dia, nyaris seluruh produk asuransi kendaraan bermotor AMAG mengandalkan jalur distribusi direct business melalui kerja sama dengan perusahaan pembiayaan (multifinance). Selain itu, perseroan banyak menjamin risiko dari kendaraan roda empat yang notabene mengalami pertumbuhan negatif di sepanjang tahun ini.
Multi Artha pesimis dalam capai target premi
JAKARTA. PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk alias AMAG sepertinya cukup sadar diri untuk tidak ngotot mengejar target pertumbuhan premi dengan kondisi ekonomi saat ini. Karenanya, meski target preminya dipatok tumbuh 16% ketimbang tahun lalu, perseroan harus pasrah dengan potensi kenaikan preminya yang hanya sekitar 10% atau menjadi Rp 600 miliar sampai akhir tahun nanti. Linda J Delhaye, Direktur Utama AMAG mengatakan, perlambatan pertumbuhan pendapatan premi dikarenakan portfolio bisnisnya masih dominan dari lini usaha asuransi kendaraan bermotor, yakni sebanyak 60%. “Kita tahu, bisnis pembiayaan kendaraan bermotor tahun ini melambat. Ini sebagai refleksi dari industri multifinance,” ujarnya ditemui KONTAN di kantornya, Kamis (13/11). Apalagi, sambung dia, nyaris seluruh produk asuransi kendaraan bermotor AMAG mengandalkan jalur distribusi direct business melalui kerja sama dengan perusahaan pembiayaan (multifinance). Selain itu, perseroan banyak menjamin risiko dari kendaraan roda empat yang notabene mengalami pertumbuhan negatif di sepanjang tahun ini.