Multifinance berpotensi kerek bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan 50 bps menjadi 4,75% di bulan Mei 2018. Kenaikan bunga ini bakal ikut berdampak pada industri pembiayaan.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyebut kenaikan suku bunga acuan ini diikuti perbankan mengerek bunga pinjaman yang biasa didapat oleh multifinance. Dus, potensi kenaikan biaya dana juga terbuka.

Menurut Suwandi, peluang kenaikan bunga pinjaman ini tak serta-merta langsung dieksekusi perbankan. Karena biasanya ada jeda waktu beberapa bulan sampai bank mengerek bunga pinjaman. "Pasti ada dampak bagi pendanaan karena industri pembiayaan akan mengikuti langkah perbankan," kata dia.


Bila perbankan menaikkan suku bunga pinjaman, perusahaan pembiayaan ini pun akan menyesuaikan bunga kredit. Ini merupakan hal lumrah sebagai salah satu upaya untuk mengimbangi kenaikan cost of fund.

Direktur Keuangan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Armendra pun mengamini. Namun untuk saat ini, menurut dia, industri pembiayaan termasuk MTF masih dalam posisi menunggu langkah akan diambil perbankan. "Pola kecenderungannya cost of fund bisa naik tapi saat ini kami masih wait and see," ungkap dia.

 

Menyiapkan pendanaan

MTF membuka peluang untuk melakukan front loading sehingga bisa memupuk pendanaan dengan bunga pinjaman yang belum disesuaikan perbankan pasca kenaikan bunga BI.

Menurut dia, sejumlah perbankan sudah menawarkan skema tersebut. "Saat ini, kami kaji potensinya termasuk dari proyeksi pasar pembiayaan ke depan," kata dia.

Selain dari pinjaman perbankan, MTF juga akan menerbitkan surat utang. MTF mengkaji penerbitan surat utang di semester II-2018.

Biasanya komposisi pendanaan MTF didominasi dari perbankan dengan porsi 70%. Sementara 30% sisanya didapat dari penerbitan surat utang.

PT Indomobil Finance Indonesia menilai dalam jangka pendek kenaikan suku bunga acuan tersebut tak terlalu berdampak. "Sepertinya belum begitu berdampak karena kami baru menerbitkan dua kali obligasi sepanjang semester I-2018," kata Chief Executive Officer Indomobil Finance Gunawan Effendi.

Indomobil Finance baru merilis obligasi berkelanjutan III tahap II senilai Rp 1,08 triliun pada Februari 2018. Kemudian obligasi berkelanjutan III tahap III Rp 1 triliun di Mei 2018. Untuk menjaga cost of fund, multifinance ini mencari formula terbaik mengkombinasikan potensi pendanaan yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia