KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan masyarakat terkait pinjaman uang tunai di tengah inflasi tampaknya semakin meningkat. Potensi tersebut pun dilirik beberapa perusahaan
multifinance untuk menyalurkan uang tunai dalam bentuk pinjaman multiguna. Memang, selama ini pembiayaan yang diberikan
multifinance mayoritas bergerak di pembiayaan sektor otomotif. Sementara, pinjaman uang tunai identik dengan
fintech P2P lending yang memang bergerak menyalurkan pinjaman seperti itu. Meskipun demikian, salah satu perusahaan
multifinance Adira Finance yang banyak bergerak di sektor otomotif mulai membidik segmen bisnis tersebut. Mengingat, ruang pertumbuhan untuk pembiayaan kendaraan bermotor sudah mulai sempit karena banyak orang sudah memilikinya.
“Justru kita memanfaatkan banyaknya kendaraan bermotor yang dimiliki masyarakat untuk menjadi jaminan dalam menyalurkan pinjaman dana tunai untuk keperluan lain seperti pendidikan maupun modal kerja,” ujar Direktur Utama Adira Finance, Dewa Made Susila, kemarin.
Baca Juga: Multifinance Genjot Pembiayaan hingga Akhir Tahun Made melihat peluang yang bisa digarap dari segmen ini lebih besar karena catatan perusahaan per September 2022, pembiayaan dana tunai tumbuh hingga 38% secara tahunan. Meskipun, kontribusi segmen ini untuk total piutang pembiayaan masih 20%. Ia menyebut masih banyak yang perlu diperbaiki untuk segmen pembiayaan dana tunai ini terutama terkait kecepatan. Sebab, perlu ada mitigasi risiko untuk melihat keaslian dokumen-dokumen dari kendaraan yang dijaminkan. “Perlu menyederhanakan proses dan salah satunya digitalisasi,” ujarnya Sebagai informasi, bunga yang diberlakukan Adira Finance untuk pembiayaan dana tunai ini ialah mulai dari 0,65% per bulan untuk jaminan mobil dan mulai dari 1,67% per bulan untuk jaminan motor. Sementara itu, Mandiri Tunas Finance (MTF) juga termasuk yang membidik segmen ini bisa terus tumbuh. Bahkan, Direktur MTF William Francis berharap segmen ini bisa menjadi penopang pertumbuhan di saat penjualan kendaraan bermotor bisa lesu di tahun depan. Meskipun, saat ini kontribusi dana tunai terhadap total pembiayaan yang dimiliki oleh perusahaan baru sekitar 13%. Target jangka pendek, William bilang sedang mengejar dana tunai bisa mencapai kontribusi 15%. “Per Oktober, realisasi nilainya sekitar Rp 2,7 triliun. Targetnya tahun ini kita bisa mengejar ke Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun” ujar William. William menyadari bahwa persaingan di segmen dana tunai memang semakin ketat. Mengingat, hampir semua perusahaan
multifinance memiliki produk ini dan juga adanya kehadiran industri
fintech P2P lending yang masuk.
Baca Juga: Duet Perusahaan Grup Astra Ini Berhasil Jadi Jawara Aset di Bisnis Multifinance Namun, ia tak ambil pusing karena memberikan bunga yang lebih rendah mulai dari 0,57% per bulan. Sayangnya, penyaluran dana tunai di MTF hanya bisa diperoleh oleh nasabah MTF dan Bank Mandiri.
Berkaca pada yang ditawarkan oleh beberapa perusahaan
multifinance tersebut, memang ada potensi pembiayaan dana tunai milik
multifinance bisa tumbuh mengingat bunga yang ditawarkan pun lebih murah. Mengingat, saat ini saja bunga
fintech lending maksimal 0,4% per hari ditambah pinjamannya memiliki tenor pendek. Meskipun, layanan pinjaman dana tunai yang diberikan
fintech lending lebih cepat. “Kelebihan dari
multifinance, dari sisi proses yang digital dan dari sisi kecepatan,” ujar CEO Akseleran Ivan Nikolas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi