JAKARTA. Perusahaan pembiayaan harus pasang kuda-kuda supaya kinerja tidak terjungkal di tahun ini. Bisnis pembiayaan pada tahun ini diramal mendatar ketimbang tahun lalu karena permintaan kredit masih seret. Selain itu, tren kenaikan bunga dan pelambatan ekonomi membuat multifinance harus cermat dalam menyalurkan kredit untuk menghindari lonjakan kredit macet. Tak hanya mencari cara untuk menggeber penyaluran pembiayaan, multifinance juga harus memperhatikan rasio non performing loan (NPL). Sudjono, Direktur PT BFI Finance Indonesia mengatakan, pihaknya akan mempertahankan rasio NPL tidak lebih dari 2% di 2015. Caranya, memilih segmen konsumen yang tepat serta disiplin dalam penanganan piutang bermasalah sejak awal tunggakan. "Jadi tidak menunggu sampai pembayaran macet, setelahnya NPL ditangani," ujar Sudjono. Tahun lalu, NPL BFI di bawah 1,5%. Sedangkan, penyaluran kredit BFI Finance di sepanjang 2014 ditaksir mencapai Rp 9,23 triliun atau tumbuh 7% dari tahun 2013.
Multifinance jaga NPL tak lebih 2%
JAKARTA. Perusahaan pembiayaan harus pasang kuda-kuda supaya kinerja tidak terjungkal di tahun ini. Bisnis pembiayaan pada tahun ini diramal mendatar ketimbang tahun lalu karena permintaan kredit masih seret. Selain itu, tren kenaikan bunga dan pelambatan ekonomi membuat multifinance harus cermat dalam menyalurkan kredit untuk menghindari lonjakan kredit macet. Tak hanya mencari cara untuk menggeber penyaluran pembiayaan, multifinance juga harus memperhatikan rasio non performing loan (NPL). Sudjono, Direktur PT BFI Finance Indonesia mengatakan, pihaknya akan mempertahankan rasio NPL tidak lebih dari 2% di 2015. Caranya, memilih segmen konsumen yang tepat serta disiplin dalam penanganan piutang bermasalah sejak awal tunggakan. "Jadi tidak menunggu sampai pembayaran macet, setelahnya NPL ditangani," ujar Sudjono. Tahun lalu, NPL BFI di bawah 1,5%. Sedangkan, penyaluran kredit BFI Finance di sepanjang 2014 ditaksir mencapai Rp 9,23 triliun atau tumbuh 7% dari tahun 2013.