Multifinance kembali bidik offshore di 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pembiayaan dalam negeri kembali merencanakan untuk membidik pendanaan dari pinjaman sindikasi asing alias offshore. Diversifikasi pendanaan menjadi salah satu alasan multifinance selain mengandalkan dari pinjaman dalam negeri dan penerbitan obligasi. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) misalnya yang berencana meraih pinjaman sindikasi offshore kedua senilai US$ 100 juta hingga US$ 150 juta. Alternatif pendanaan ini akan dicari dari sejumlah bank di Asia.  Direktur Keuangan MTF Arya Suprihadi mengatakan, pinjaman sindikasi tersebut diharapkan akan dilaksanakan pencairannya pada bulan Februari sampai Maret 2018. Adapun hingga kini, posisi pinjaman masih didominasi dalam negeri antara 70%-75%. Sebelumnya, MTF juga telah mendapatkan pinjaman sindikasi pertama senilai US$ 200 juta dari sejumlah 22 bank terkemuka di berbagai negara Asia. "Pinjaman sindikasi tersebut digunakan untuk melakukan ekspansi pembiayaan, antara lain kepemilikan kendaraan bermotor guna mencapai target lending MTF sebesar Rp 21 triliun di tahun 2017," kata Arya, belum lama ini. Tahun depan, perusahaan pembiayaan FIF Group juga bakal kembali membidik pendanaan dari luar negeri alias offshore. Direktur Keuangan FIF Group Hendry Christian Wongso mengatakan, pihaknya memastikan untuk mencari kembali sumber pendanaan offshore di tahun 2018 mendatang. Hanya saja, mengenai nominal pendanaan melalui offshore ini belum bisa dibeberkan secara perinci. Namun, pendanaan offshore tersebut diperkirakan masih akan berasal dari negara-negara di Asia. "Kami pasti akan diversifikasi sumber pendanaan melalui onshore maupun offshore," kata Hendry kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu. Selain itu, PT Astra Sedaya Finance (ASF) juga bakal kembali mencari sumber pendanaan dari offshore. Presiden Direktur ASF Jodjana Jody mengatakan, di tahun depan pihaknya membutuhkan pendanaan secara total senilai Rp 25 triliun. Nominal pendanaan tahun depan relatif sama dengan tahun ini. Sementara sumber pendanaan ASF masih mendominasi berasal dari penerbitan obligasi sekitar 35%, lalu sisanya lagi berasal dari perbankan baik lokal maupun asing. "Pinjaman asing pasti ada, kami sudah rencanakan untuk tahun depan," kata Jodjana kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina