KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah
multifinance mulai menaikan bunga pembiayaan sejak awal 2019. Kenaikan bunga pembiayaan ini mengikuti kebijakan bank sentral yang telah mengerek suku bunga di sepanjang tahun lalu. Seperti diketahui, bank sentral telah menaikan suku bunga acuan sebanyak enam kali pada 2018. Kenaikan tersebut turut berdampak pada pergerakan bunga kredit di perusahaan
multifinance yang masih mengandalkan pendanaan dari perbankan. Salah satu perusahaan pembiayaan yang telah menaikan bunga adalah PT BFI Finance Indonesia. Direktur Finance Sudjono mengatakan, BFI Finance telah menaikkan bunga pembiayaan sekitar 1% yang disesuaikan dengan produk dan segmen konsumen yang disasar.
“Kami menaikkan kurang lebih 1%, yaitu ada yang bunganya naik di bawah 1% dan di atas 1%. Kami menyesuaikan dengan bunga penjualan di perusahaan,” kata Sudjono, kepada Kontan.co.id, Rabu (20/2). Menurutnya, kebijakan terkait bunga ini tidak terlalu spesifik berdasarkan segmen konsumen dan produk. Indikator untuk menentukan bunga kredit dari jenis kendaraan, tenor pinjaman, produk, tingkat risiko di masing-masing wilayah. Selain itu, diperhitungkan dari tipe konsumen, baik dari konsumen ritel atau korporat. Sebenarnya, BFI Finance telah menaikkan bunga pembiayaan sejak kuartal IV-2018. Kenaikan bunga ini bertujuan untuk mengimbangi peningkatan biaya dana alias cost of fund. Di tahun ini, BFI melakukan penyesuaian bunga pembiayaan secara bertahap kepada nasabah dengan mengikuti tren kenaikan bunga pinjaman dari bank. Ia berharap kenaikan bunga tersebut tidak akan membebani konsumen perusahaan.
Multifinance lain yang telah menaikan bunga adalah PT Mandiri Tunas Finance (MTF). Direktur Keuangan PT Mandiri Tunas Finance Armendra mengatakan, perusahaan akan menaikkan suku bunga kredit pada kuartal I-2019. “Kami akan menaikkan bunga pembiayaan sekitar 0,25%-0,5% kepada nasabah nasabah. Kenaikan itu untuk semua produk pembiayaan perusahaan,” ungkapnya. Armendra menjelaskan, kenaikan suku bunga tersebut tetap mempertimbangkan dari sisi risiko pembiayaan. Bisa berasal dari penentuan uang muka (DP), tenor pinjaman, jenis kendaraan dan pertimbangan khusus lainnya.
Hal serupa juga dilakukan oleh PT Adira Dinamika Multi Finance atau Adira Finance. Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menuturkan, perusahaaan menaikan suku bunga pembiayaan. Sayangnya, ia enggan menyebutkan berapa suku bunga yang dinaikan. “Ada kenaikan tapi tidak sampai sebesar kenaikan BI rate, dan kenaikannya bervariasi untuk berbagai portofolio pembiayaan,” ujarnya. Kenaikan bunga pembiayaan tersebut hanya diberikan kepada nasabah baru, sementara nasabah lama masih menggunakan bunga tetap hingga perjanjian pembiayaan selesai. Dengan kenaikan itu, ia berharap agar tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan kendaraan di indutri otomotif, karena Adira Finance masih bergantung dari pertumbuhan bisnis otomotif. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi