Multifinance Lebih Pilih Terbitkan Obligasi, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) membeberkan alasan perusahaan pembiayaan atau multifinance lebih memilih menerbitkan obligasi atau surat utang dibandingkan opsi lain. 

Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin menyebut hal itu karena opsi pendanaan multifinance relatif terbatas. 

"Tidak seperti bank yang bisa mengumpulkan dana dari masyarakat dan memutar kembali dana pihak ketiga yang dimiliki mereka, sedangkan multifinance tidak bisa melakukan hal tersebut," ujarnya kepada Kontan, Selasa (18/6).


Baca Juga: Sampai Mei, Sejumlah Multifinance Catat Kenaikan Pembiayaan Baru

Alhasil, Ahmad mengatakan multifinance lebih mengandalkan dua sumber utama pendanaan eksternal, yakni pinjaman bank dan surat utang, selain juga modal internal. 

Dia juga menerangkan kalau dilihat dari neraca perusahaan multifinance, porsi pinjaman bank jauh lebih besar mencapai Rp 272,28 triliun per Februari 2024. Sementara itu, outstanding pendanaan melalui obligasi mencapai Rp 60,37 triliun atau hanya sekitar 22,17% dari total pendanaan dari bank.

"Jika dibandingkan dengan pendanaan dari bank, sebenarnya pertumbuhan pendanaan dari obligasi termasuk relatif lebih rendah. Per Februari 2024, pertumbuhan pendanaan dari obligasi hanya sekitar 12,98% Year on Year (YoY). Adapun pertumbuhan pendanaan dari bank tumbuh 16,86% YoY," tuturnya.

Baca Juga: Ini Penyebab Kredit Macet Industri Multifinance Naik, Simak Penjelasannya!

Terkait kinerja penerbitan surat utang multifinance, Ahmad menyebut pencapaian hingga Mei 2024 porsinya baru sekitar 29,49% dari pencapaian sepanjang 2023 yang sebesar Rp 32,76 triliun. 

Dia mengatakan angka tersebut relatif rendah. Sebab, bisnis multifinance di awal tahun relatif melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih