JAKARTA. PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) menyiapkan strategi lain untuk mendorong kompetisi pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Melihat perkembangan KPR multifinance yang lesu, SMF pun melirik KPR Syariah. "Sudah dua tahun ini penyaluran KPR melalui lembaga pembiayaan alias multifinance kurang gereget," ujar Erica Soeroto, Presiden Direktur PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) saat bertandang ke KONTAN, Selasa (18/5). Maklum, selama ini KPR multifinance menjaring segmen yang belum memiliki akses perbankan dan memiliki penghasilan terbatas. Makanya, multifinance lebih senang menggenjot pembiayaan kendaraan bermotor yang mampu memberikan margin tinggi meski risikonya juga tinggi. Hingga saat ini baru ada empat multifinance yang bekerjasama dengan SMF. Mereka adalah Finansia Multifinance, Bhakti Finance, Ciptadana Multifinance, dan PT First Indo American Leasing (FIAL). "Ada satu multifinance lagi yang sedang proses kerjasama, yaitu Armada Finance," imbuh Yudhi Ismail, Direktur SMF. Mengincar KPR syariah SMF pun mulai melirik KPR syariah. Untuk menciptakan kompetisi yang sehat, SMF beserta empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah merampungkan draft pertama standar dokumen KPR berbasis syariah. "Kami memilih KPR syariah karena KPR ini memenuhi standard kami. Yakni: transparan, KPR fixed, akad kreditnya pun dilakukan bilamana rumah sudah ada," jelas Erica. Menurutnya, draft tersebut dalam proses finalisasi dan diharapkan bisa selesai sebelum akhir tahun 2010. Sejatinya, SMF juga menjajaki dua akad untuk KPR syariah, yaitu musyarakah dan mutanaqishah. Musyarakah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi. Adapun mutanaqishah yang merupakan turunan dari akad musyarakah merupakan kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu aset. "Kedua akad ini lebih kami anjurkan karena jangka waktu KPR-nya bisa lebih panjang," jelas Erica. Saat ini, akad yang banyak digunakan oleh KPR syariah adalah akad murabahah. SMF menilai, KPR dengan akad jenis ini justru lebih sulit disekuritisasi. Risk Management Head SMF Eko Ratrianto mengatakan, tahun ini SMF menargetkan penyaluran pinjaman melalui program sekuritisasi senilai Rp 500 miliar. Dalam waktu dekat, SMF juga bakal melakukan refinancing dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) senilai Rp 500 miliar. Jadi, total pembiayaan yang disediakan SMF mencapai Rp 1 triliun. SMF juga berencana menerbitkan obligasi pada Juni 2010 untuk menggantikan surat utang yang jatuh tempo di 2010 dan awal 2011. Saat ini, SMF telah menunjuk dua penjamin emisi, yaitu PT Danareksa Sekuritas dan PT CIMB Securities. "Dalam waktu dekat kami akan mengumumkan nilai dari surat utang tersebut. Yang pasti minimal Rp 550 miliar," kata Sutomo, Direktur SMF. Sebelumnya, SMF pernah menargetkan bisa meraup dana segar sebesar Rp 940 miliar dari penerbitan obligasi tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Multifinance Lesu, SMF Lirik KPR Syariah
JAKARTA. PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) menyiapkan strategi lain untuk mendorong kompetisi pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Melihat perkembangan KPR multifinance yang lesu, SMF pun melirik KPR Syariah. "Sudah dua tahun ini penyaluran KPR melalui lembaga pembiayaan alias multifinance kurang gereget," ujar Erica Soeroto, Presiden Direktur PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) saat bertandang ke KONTAN, Selasa (18/5). Maklum, selama ini KPR multifinance menjaring segmen yang belum memiliki akses perbankan dan memiliki penghasilan terbatas. Makanya, multifinance lebih senang menggenjot pembiayaan kendaraan bermotor yang mampu memberikan margin tinggi meski risikonya juga tinggi. Hingga saat ini baru ada empat multifinance yang bekerjasama dengan SMF. Mereka adalah Finansia Multifinance, Bhakti Finance, Ciptadana Multifinance, dan PT First Indo American Leasing (FIAL). "Ada satu multifinance lagi yang sedang proses kerjasama, yaitu Armada Finance," imbuh Yudhi Ismail, Direktur SMF. Mengincar KPR syariah SMF pun mulai melirik KPR syariah. Untuk menciptakan kompetisi yang sehat, SMF beserta empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah merampungkan draft pertama standar dokumen KPR berbasis syariah. "Kami memilih KPR syariah karena KPR ini memenuhi standard kami. Yakni: transparan, KPR fixed, akad kreditnya pun dilakukan bilamana rumah sudah ada," jelas Erica. Menurutnya, draft tersebut dalam proses finalisasi dan diharapkan bisa selesai sebelum akhir tahun 2010. Sejatinya, SMF juga menjajaki dua akad untuk KPR syariah, yaitu musyarakah dan mutanaqishah. Musyarakah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi. Adapun mutanaqishah yang merupakan turunan dari akad musyarakah merupakan kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu aset. "Kedua akad ini lebih kami anjurkan karena jangka waktu KPR-nya bisa lebih panjang," jelas Erica. Saat ini, akad yang banyak digunakan oleh KPR syariah adalah akad murabahah. SMF menilai, KPR dengan akad jenis ini justru lebih sulit disekuritisasi. Risk Management Head SMF Eko Ratrianto mengatakan, tahun ini SMF menargetkan penyaluran pinjaman melalui program sekuritisasi senilai Rp 500 miliar. Dalam waktu dekat, SMF juga bakal melakukan refinancing dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) senilai Rp 500 miliar. Jadi, total pembiayaan yang disediakan SMF mencapai Rp 1 triliun. SMF juga berencana menerbitkan obligasi pada Juni 2010 untuk menggantikan surat utang yang jatuh tempo di 2010 dan awal 2011. Saat ini, SMF telah menunjuk dua penjamin emisi, yaitu PT Danareksa Sekuritas dan PT CIMB Securities. "Dalam waktu dekat kami akan mengumumkan nilai dari surat utang tersebut. Yang pasti minimal Rp 550 miliar," kata Sutomo, Direktur SMF. Sebelumnya, SMF pernah menargetkan bisa meraup dana segar sebesar Rp 940 miliar dari penerbitan obligasi tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News