Multifinance masih pertimbangkan rilis surat utang global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan multifinance masih akan mempertimbangkan untuk merilis surat utang global termasuk medium term notes (MTN). Saat ini pelaku industri masih menunggu momentum pasar yang tepat.

PT Astra Sedaya Finance (ASF) misalnya, memiliki fasilitas plafon untuk menerbitkan surat utang jangka menengah global sebesar US$ 1 miliar. Namun, ASF baru memakai plafon tersebut sebesar US$ 300 juta.

Dharmawan Phie, Treasury & Finance Division Head ASF mengatakan, perusahaan masih mempertimbangkan untuk kembali menerbitkan MTN global di tahun ini. Menurutnya, hal ini masih dalam tahap kajian lebih lanjut karena masih melihat pergerakan suku bunga AS yang masih berpotensi naik beberapa kali sepanjang tahun 2018.


"Untuk rencana tahun ini tetap ada, namun belum dipastikan kami tunggu timing dan nilai yang tepat sesuai kebutuhan bisnis perusahaan," kata Dharmawan kepada Kontan.co.id, Rabu (25/4).

Adapun di akhir Maret lalu, ASF juga telah melunasi global bond jatuh tempo senilai US$ 300 juta. Tahun ini sendiri, ASF membutuhkan pendanaan sekitar Rp 25 triliun hingga Rp 27 triliun untuk mendukung bisnis pembiayaan ASF di 2018 ini.

Sumber pendanaan masih berimbang, sekitar 30%-35% berasal dari obligasi, lalu 30% dari pinjaman (dalam dan luar negeri), kemudian sekitar 25%-30% joint financing dan sisanya dari internal operasional cashflow.

Dengan kondisi pelemahan rupiah saat ini, menurutnya akan berpengaruh terutama daru sisi hedging cost. "Tapi kami cukup confident bahwa ASF punya akses dan kepercayaan dari investor yang baik. Apalagi kami memang memiliki rating AAA (idn) (Triple A) perusahaan di Indonesia dan Moody's juga telah menaikkan Internasional rating ASF ke Baa2 (stabil) setelah sebelumnya Baa3," terang Dharmawan

Direktur Utama Mandiri Tunas Finance (MTF) Arya Suprihadi mengatakan, dalam waktu dekat ini pihaknya belum berencana menerbitkan MTN global. "Kemungkinan di waktu mendatang tetap ada, tergantung kondisi market," kata Arya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/4).

Demikian pula dengan PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI) yang belum ada rencana untuk menerbitkan MTN global. Adapun IMFI berkonsentrasi di skema bilateral loan untuk bank dalam negeri dan obligasi rupiah serta pinjaman sindikasi berdenominasi US$ yang nantinya akan di swap ke rupiah.

CEO Indomobil Finance Gunawan Effendy mengatakan, pendanaan dari luar negeri merupakan alternatif sumber pendanaan. Indomobil Finance berencana menjajaki pinjaman sindikasi dari bank luar negeri.

"Apabila swap cost kondusif, pricing bunganya bisa lebih murah 1%-2% dari dana dalam negeri. Tapi bila sebaliknya, bisa juga akhirnya lebih mahal sedikit dari dana dalam negeri," kata Gunawan kepada Kontan.co.id, Rabu (25/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat