Multifinance menanti pasar kondusif untuk terbitkan MTN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance masih bersikap wait and see untuk menebitkan medium term notes (MTN) di tahun 2019. Kekhawatiran akan kenaikan suku bunga acuan dan memasuki tahun politik menjadi alasan pelaku usaha untuk menunda penerbitan surat utang jangka menengah hingga pasar stabil.

Salah satu multifinance yang menunggu kondisi pasar stabil adalah PT Bukopin Finance yang terpaksa menunda penerbitan MTN. Semula, Bukopin Finance akan menerbitkan MTN pada kuartal II-2018. Bahkan, anak usaha PT Bank Bukopin Tbk ini telah menawarkan penerbitan MTN sekitar Rp 200 miliar-Rp 500 miliar.

Direktur Utama Bukopin Finance Tri Djoko Roesiono mengaku, pihaknya menunda penerbitan surat utang jangka menengah ini karena beberapa faktor. Pertama, Bukopin Finance masih menunggu kondisi pasar kondusif.


“Kami masih melihat posisi pasar, kondisi politik dan melakukan evaluasi. Yang jelas, jika mau melempar produk maka harus melihat posisi dan perkembangan pasar lebih dahulu,” kata Tri kepada Kontan.co.id, Selasa (19/2).

Alasan kedua, perusahaan juga masih mempelajari mengenai peraturan penerbitan MTN dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan kondisi itu, pihaknya tidak bisa memastikan kapan Bukopin Finance akan kembali menerbitkan surat utang tersebut. Kini perusahaan lebih mengandalkan pendanaan dari pinjaman perbankan.

Hal serupa juga dialami PT Indosurya Inti Finance atau dikenal Indosurya Finance. Perusahaan sempat menerbitkan MTN awal tahun 2018, tapi memilih tidak menerbitkan lagi sampai OJK mengeluarkan aturan yang jelas.

Padahal Januari 2018, Indosurya Finance sempat merilis MTN ISIF I Tahun 2018 senilai Rp 11 miliar, kemudian pada bulan April merilis MTN ISIF III Tahun 2018 senilai Rp 20,10 miliar.

Setelah peraturan OJK keluar, Indosurya Finance telah memasukan penerbitkan MTN dan obligasi pada rencana kerja perusahaan pada 2019. 

Sayangnya, Managing Director Indosurya Finance Mulyani Tjung enggan menyebutkan secara detil berapa jumlah dana yang dibidik melalui penerbitan surat utang.

“Kami masih melihat kondisi pasar, tapi perusahaan telah menyampaikan rencana kerja tersebut ke OJK,” ungkap Mulyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi