JAKARTA. Demi mendukung modal kerja setahun, multifinance gencar menerbitkan surat utang pada awal tahun. Ambil contoh, PT Astra Credit Companies (ACC). Jodjana Jody,
Chief Executive Officer ACC bilang, total pendanaan yang dibutuhkan ACC di tahun ini sebesar Rp 25 triliun. Dari kebutuhan pendanaan tersebut, diantaranya akan ditutup dari penerbitan obligasi senilai Rp 4,3 triliun. Obligasi yang diterbitkan merupakan sisa dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahun lalu dengan total nilai Rp 8 triliun.
Kami baru saja menerbitkan obligasi Rp 2,5 triliun dengan tiga seri obligasi. Sisa obligasi sebesar Rp 1,8 triliun kemungkinan akan kami terbitkan pada semester II-2017, kata Jody, Jumat (172). Jody bilang, semula pihaknya hanya ingin menerbitkan surat utang sebesar Rp 2,3 triliun. Namun ada kelebihan permintaan di pasar, sehingga menyerap lebih banyak dari target semula. Menurutnya, momentum penerbitan obligasi disesuaikan kebutuhan pendanaan. Pihaknya belum dapat memastikan kapan sisa obligasi Rp 1,8 triliun diterbitkan. Penerbitan obligasi mempertimbangkan yang jatuh tempo. Dari obligasi Rp 2,5 triliun ditambah pendanaan dari
offshore pada akhir tahun lalu sebesar US$ 350 juta, maka kebutuhan pendanaan yang masih diperlukan ACC hingga akhir tahun sebesar Rp 9 triliun hingga Rp 12 triliun. Dharmawan Phie,
Treasury & Finance Division Head ACC menambahkan porsi pendanaan dari obligasi mencapai 40%. Sisanya dari pinjaman baik dari dalam maupun luar negeri. Adapun komposisi pinjaman dalam dan luar negeri ini biasanya antara 50% : 50% atau 45% : 55%. Meskipun pinjaman sindikasi tahun lalu sebesar US$ 350 juta belum terpakai, namun tahun ini ACC tetap menjajaki peluang sindikasi baru. PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) juga bersiap menerbitkan obligasi. Tahun ini Adira Finance membutuhkan pendanaan Rp 20 triliun, di luar pembiayaan bersama (
joint financing). Willy Suwandi Dharma, Presiden Direktur Adira Finance merinci porsi pendanaan dari obligasi mencapai 40%. Tahun 2017, Adira akan menerbitkan sisa PUB tahun lalu sebesar Rp 2,8 triliun (konvensional) serta sisa PUB sukuk sebesar Rp 400 miliar. Adapun sisa pendanaan sebesar 60% diperoleh melalui pinjaman
onshore maupun
offshore. Tahun ini, target pembiayaan Adira Finance sebesar Rp 32 triliun.
Sudjono,
Director of Finance & Information Technology PT BFI Indonesia juga bilang, BFI mulai mempersiapkan penerbitan obligasi pada semester II-2017 sekitar Rp 1 triliun. Waktu penerbitannya diperkirakan antara bulan Juli hingga Oktober 2017. Hal ini tergantung kondisi pasar. Porsi pendanaan BFI Finance dari obligasi berkisar antara 25% hingga 30%. Sebagian penerbitan obligasi pada tahun ini dimaksudkan untuk menggantikan obligasi jatuh tempo sekitar Rp 800 miliar. Sedangkan sisa pendanaan BFI Finance ditopang melalui perbankan, termasuk
joint financing. Tahun ini, BFI Finance menargetkan pembiayaan antara Rp 11,7 triliun hingga Rp 12,3 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie