JAKARTA. Penjualan kendaraan bermotor yang belum begitu stabil masih menekan kinerja perushaan pembiayaan kendaraan bermotor yang menggunakan skema syariah. Corporate Secretary and Treasury Manager Citifin Multi Finance Syariah, Yulian Ma'mun menjelaskan, pembiayaan baru (
new booking) Citifin periode Januari sampai Maret 2017 sebesar Rp 70 miliar. Jumlah tersebut meningkat sekitar 3% dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama (
year on year). “Komposisi pembiayaan Citifin tahun ini mayoritas diisi kendaraan roda empat (
passanger car) sebesar 78% dan sedangkan sisanya 22% diisi kendaraan komersil,” ujar Yulian kepada KONTAN, Minggu (14/5).
Tahun ini, Citifin menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 450 miliar. Target tersebut hanya meningkat sekitar 2,28% jika dibandingkan secara tahunan (yoy). Menurut Yulian, Citifin tidak terlalu mematok target dikarenakan kondisi perkenomian yang sedang lesu. “Untuk dapat mencapai target tahun ini, kami akan mengoptimalkan kinerja cabang perusahaan yang sudah mencapai 21 kantor cabang,” ujar Yulian. Meski di awal tahun, pembiayaan citifin tumbuh tipis, angka kredit macet atau non performing financing (NPF) masih tergolong stabil di angka 1,9%. Menurut Yulian, penanganan lebih dini dan pendekatan dengan nasabah lumayan bisa menekan NPF. “Contohnya dengan mengingatkan angsuran dan penanganan pembiayaan yang terindikasi akan menjadi masalah. Kami juga menawarkan skema reschedule bagi nasabah yang mengalami kesulitan likuiditas seiring dengan ekonomi yang lesu,” ujar Yulian. Tahun ini, perusahaan tidak ekspansi menambah cabang terlebih dahulu dikarenakan ekonomi masih belum stabil. Saat ini, jumlah nasabah aktif Citifin sendiri telah mencapai 9000 nasabah. Sementara itu, PT Al Ijarah Indonesia Finance (Alif Finance) tahun ini menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 600 miliar. Jumlah target tersebut meningkat 17,6% jika dibandingkan secara yoy. Sampai dengan kuartal I-2017, perusahaan baru menyalurkan pembiayaan Rp 60 miliar. Meski begitu, pembiayaan ini lebih tinggi 15$ dari pencapaian akhir Maret tahun lalu.
Kontribusi pembiayaan Alif Finance diisi seimbang dari segmen multiguna dan pembiayaan otomotif masing-masing 50%. Meskipun penjualan kendaraan bermotor pada awal Maret mulai pulih, namun hal tersebut tidak begitu berdampak pada kinerja pembiayaan Alif Finance. Menurut Direktur Alif Finance, A. Indra Nurhari, volume penjualan perusahaan masih dalam skala kecil. “Jadi tidak begitu berpengaruh dengan gejolak naik turunnya kendaraan secara nasional,” ujar Indra. Meski pembiayaan tumbuh tipis, angka kredit macet Alif terkendali. Besaran NPF Alif masih sekitar 0,5%. Saat ini, Alif telah memiliki nasabah aktif sebesar 32.500 nasabah. “Kami targetkan sampai akhir tahun nasabah bertambah 12.000. Sehingga total keseluruhan bisa mencapai 44.500 nasabah,” ujar Indra. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia