Multifinance tertarik terjun ke bisnis gadai



JAKARTA. Rencana pemerintah membangun industri pegadaian swasta besar kemungkinan bakal lancar. Bak gayung bersambut, beberapa pelaku industri multifinance mengaku tertarik bermain di sektor ini.

Kepala Bagian Lembaga Pembiayaan Khusus Biro Pembiayaan dan Penjaminan Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Suparlan mengatakan, saat ini sudah ada beberapa pelaku gadai berminat mendirikan perusahaan gadai swasta. "Mereka baru sekadar konsultasi," kata Suparlan kepada KONTAN pekan lalu.

Selain pelaku gadai, ada pula beberapa perusahaan multifinance yang berminat menekuni bisnis ini. "Mungkin mereka merasa gadai merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Apalagi pasar pembiayaan kendaraan bermotor akan ada titik jenuh," imbuh Suparlan.


Hingga kini, Rancangan Undang-Undang (RUU) Gadai Swasta belum kelar. Suparlan memprediksi, rancangan tersebut bakal disahkan tahun depan. Karena aturannya belum turun, Suparlan enggan menyebut perkiraan modal awal gadai swasta.

Setelah RUU disahkan, ada beberapa aturan turunan yang akan mengatur tentang detail teknis pendirian perusahaan gadai swasta. Selentingan kabar menyebutkan, modal awal pendirian gadai swasta sama dengan multifinance, yakni sekitar Rp 100 miliar.

Mirip multifinance

Direktur Keuangan BFI Finance Cornelius Henry Kho mengatakan, kemungkinan besar yang tertarik mendirikan perusahaan-perusahaan gadai adalah para pemegang saham perusahaan multifinance.

Indikasinya tampak dari penjelasan Presiden Direktur BII Finance, Alexander. Ia melihat potensi bisnis gadai yang selama ini dimonopoli Perum Pegadaian bakal besar "Di Indonesia, bisnis yang bergerak di bidang penjaminan atau pemberian utang seperti ini masih terbuka lebar. Pasalnya, masyarakat Indonesia itu memiliki pola hidup yang konsumtif," kata Alexander, Senin (22/8).

Jika RUU tersebut akan disahkan dan terbuka peluang untuk perusahaan multifinance, BII Finance berencana masuk. Alexander mengatakan, risiko gadai lebih rendah ketimbang multifinance karena perusahaan menahan barang-barang milik konsumen.

Selain itu pangsa pasar daerah masih terbuka luas untuk digarap. "Karena di daerah itu banyak masyarakat yang utang ke rentenir. Kalau begitu, mendingan dia menggadaikan ke kita," tambahnya. Tapi Alexander membantah apabila potensi bisnis gadai swasta ini sebagai pelarian dari jenuhnya bisnis multifinance kendaraan bermotor.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Wiwie Kurnia mengungkapkan bahwa gadai swasta merupakan bisnis yang bagus. Menurut dia, tak berbeda jauh dengan karakteristik bisnis pembiayaan.

Wiwie meramal, tak cuma multifinance berinduk perbankan yang bakal tertarik. "Semua multifinance nampaknya tertarik masuk bisnis ini," kata Wiwie. Namun, dia belum bisa memperkirakan nilai modal yang ideal untuk mendirikan perusahaan gadai swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can