KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Multipolar Technology Tbk (
MLPT) optimistis dalam melihat prospek bisnis data center di tahun ini. Setelah mencatatkan pertumbuhan kinerja pada tahun lalu, MLPT kembali mengincar pertumbuhan kinerja pada tahun ini. Presiden Direktur MLPT, Wahyudi Chandra mengatakan, MLPT bakal berusaha mencatatkan pertumbuhan kinerja kurang lebih 8%-10% dari capaian kinerja tahun lalu. Wahyudi pun menilai prospek bisnis data center sangat baik dan makin meningkat, hal ini lantaran salah satu pendorongnya adalah pemanfaatan
cloud yang meluas. “Di Indonesia, penerapan
cloud seperti
public cloud, private cloud, hybrid cloud dan
multi cloud sudah marak dipakai di berbagai perusahaan berskala
enterprise,” kata Wahyudi kepada Kontan.co.id, Minggu (13/6).
Dia mengatakan, Multipolar Technology kini sudah mulai beralih dari IT tradisional ke
cloud sebab kepraktisan dalam pengelolaan, bisa cepat diaplikasikan, dan tidak perlu investasi besar di awal karena berbasis
pay-per-use atau bayar sesuai pemakaian. Hal itulah yang mendorong meningkatnya kebutuhan akan layanan data center guna mengakomodir tren
cloud ini. Multipolar Technology juga semakin menyadari pentingnya memiliki data center dan
disaster recovery center yang layak dan berkualitas untuk menjamin operasional dan kinerja bisnisnya agar selalu tersedia kapan pun dibutuhkan 24x7. Baca Juga:
Saham emiten teknologi melambung, begini rekomendasi analis Wahyudi mengatakan saat ini MLPT melalui anak usahanya PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) merupakan perusahaan yang berfokus pada layanan pengelolaan GTN Data Center. Saat ini GTN memiliki 1 data center rated 3 berstandar kualitas Jepang dengan tujuh
layer keamanan yang berlokasi di kawasan bisnis premium Lippo Cikarang. “Layanan yang diberikan GTN Data Center berfokus pada perencanaan dan implementasi
data center, disaster recovery center dan
business continuity,” tambah dia. Adapun klien yang dimiliki juga beragam terutama dari sektor finansial seperti
fintech, asuransi dan yang terbesar dari sektor perbankan dan keuangan. Dia mengatakan GTN Data Center mengadopsi konsep modular atau campus dengan memanfaatkan available land yang memang sudah disiapkan sebelum pengembangan awal data center. Baca Juga:
Multipolar Technology (MLPT) akan menebar dividen Rp 215,63 miliar, simak jadwalnya Wahyudi bilang, GTN saat ini sudah memiliki total lahan seluas 1,5 hektare dengan lahan yang masih bisa dikembangkan untuk penambahan gedung data center ke depannya. “Hal ini dimaksudkan agar kita bisa cepat siap untuk mengantisipasi pergerakan ekonomi dan transformasi bisnis serta munculnya Cloud Service Provider di tanah air baik yang berbasis di Indonesia ataupun yang masuk dari luar negeri,” sambung dia.
Sementara terkait total investasi yang dibutuhkan, perseroan masih belum dapat memberikan informasi lebih lanjut. Sebagai gambaran, mengutip laporan keuangan tahunan 2020, MLPT membukukan penjualan bersih dan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 2,68 triliun, tumbuh 9,37% dibanding realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp 2,45 triliun. Dari pendapatan itu, MLPT mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 172,53 miliar, tumbuh 25,68% dari realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp 137,27 miliar. Baca Juga:
Lepas Multifiling (MFMI), Multipolar (MLPL) fokus pada bisnis teknologi digital Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati