Multistrada (MASA) merugi US$ 3,99 juta meski pendapatan naik, ini sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mencatatkan penjualan sebesar US$ 87,46 juta pada tiga bulan pertama tahun 2019. Angka ini naik 10,66% daripada periode kuartal pertama tahun lalu yang mencapai US$ 79,03 juta.

Penjualan ekspor masih menjadi kontributor pendapatan utama perusahaan yang baru saja dibeli Michelin ini. Per triwulan pertama 2019, penjualan ekspor mencapai US$ 64,97 juta atau 74,28% dari total penjualan. Sementara itu, penjualan domestik tercatat US$ 22,49 juta. Penjualan ekspor tumbuh 31,34% secara tahunan, sedangkan penjualan domestik turun 23,92% secara tahunan.

Peningkatan penjualan ini diikuti dengan peningkatan beban pokok penjualan sebesar 21,29% year on year (yoy). Beban tersebut naik dari US$ 66,74 juta menjadi US$ 80,95 juta. Alhasil, laba bruto MASA merosot 47% dari US$ 12,29 juta menjadi US$ 6,51 juta. Kerugian bruto ini terjadi karena kenaikan beban pokok penjualan yang lebih tinggi daripada pertumbuhan penjualan.


Kemudian, laba usaha MASA juga menurun 99,2%, dari US$ 3,99 juta menjadi US$ 31.888. Anjloknya laba usaha ini disebabkan oleh lonjakan beban penjualan dan distribusi yang mencapai 55,88% menjadi US$ 7,42 juta dari sebelumnya US$ 4,76 juta. Kenaikan beban ini terutama berasal dai kenaikan beban pengangkutan dan pengemasan serta kenaikan biaya iklan dan promosi.

Di sisi lain, ada penghasilan operasi lain yang mencapai US$ 4,49 juta. Pendapatan ini berasal dari keuntungan atas pelepasan investasi pada entitas anak. Berdasarkan laporan keuangan, MASA menyelesaikan pelepasan aset berupa 70% saham PT Indo Masa Sentosa kepada PT Perdana Citra Sejahtera dengan kompensasi utang MASA kepada Indo Masa sebesar Rp 35 miliar.

MASA juga melepas 60,26% saham PT Penta Artha Impresi kepada PT Jasa Kencana Utama dan Pieter Tanuri, serta pelepasan 100% saham PT Multistrada Agro International kepada PT Coltan Plantation dan PT Jasa Kencana Utama. Pelepasan sejumlah aset ini dilaksanakan pada 5 Maret 2019.

Perusahaan ini juga mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 3,99 juta. Angka ini membengkak 11.107% atau lebih dari 112 kali lipat dari rugi US$ 35.649 menjadi US$ 3,99 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati