Multistrada menunda bangun pabrik karet



JAKARTA. PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menunda pembangunan pabrik pengolahan karet di tahun depan. Alasannya, ekspansi pabrik belum mendesak lantaran volume produksi Multistrada selama 2013 diproyeksikan sama seperti produksi tahun ini.

Multistrada semula mengalokasikan dana senilai US$ 10 juta untuk membangun pabrik pengolahan karet. Pabrik ini merupakan sarana pendukung pengembangan perkebunan karet milik anak perusahaannya, yakni PT Multistrada Agro International (MAI). Pabrik ini tadinya direncanakan berlokasi di dekat perkebunan karet Multistrada yang terletak di Kalimantan Barat.

Menurut Sekretaris Perusahaan Multistrada, Even Go, faktor utama penundaan itu karena penjualan ban ke Eropa cenderung menurun. "Mayoritas penjualan ban kami ke Eropa. Karena pasar di sana tak begitu bagus, maka kami mempertahankan volume yang sudah ada," ujar Even kepada KONTAN, Rabu (19/12).


Meski di Eropa lesu, penjualan Multistrada di beberapa negara masih meningkat, termasuk penjualan di pasar domestik. Even memperkirakan, total penjualan hingga akhir 2012 naik 10% year-on-year menjadi Rp 3,15 triliun.

Nah, sembari menunggu waktu yang pas membangun pabrik, Multistrada fokus menanam bibit karet. Penanaman karet ini sempat tertunda lantaran Multistrada sulit mendapatkan benih karet.

Produsen ban bermerek Achilles, Corsa, dan Strada ini baru menanam karet sekitar 25% dari kebun seluas 10.000 hektare (ha). Penanaman karet akan banyak dilakukan pada kuartal IV 2012 dan pada 2013. "Saat ini kami masih fokus menanam, belum ada penambahan lahan lagi," ucap Even.

Target penanaman di lahan 10.000 ha ini masih minim jika dibandingkan dengan total luas areal perkebunan karet Multistrada yang mencapai 127.000 ha.

Multistrada memang ingin memperluas lini usaha ke sektor hulu demi memperkuat sektor hilir. Even bilang, nilai investasi untuk membuka lahan hingga menanam karet berkisar Rp 60 juta-Rp 70 juta per ha selama lima tahun.

Jika pohon karet telah berproduksi, menurut Even, bahan mentah yang dipasok dari kebun sendiri akan setara 50% dari total kebutuhan. Separuh kebutuhan berasal dari mitra pemasok. "Ini sebagai back-up, jika sewaktu-waktu kebun kami tidak dapat mencukupi kebutuhan," jelas dia.

Yang jelas, Multistrada baru bisa merasakan hasil panennan kebun karet tersebut setelah lima tahun. Padahal kebutuhan karet perusahaan juga makin besar seiring pertumbuhan industri otomotif. Saat ini pabrik ban Multistrada baru memproduksi ban 75% dari kapasitas pabrik sebanyak 10 juta unit per tahun. Untuk memproduksi ban tersebut, Multistrada butuh karet sebanyak 15.000 ton-20.000 ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro