Munas Ancol: Kami juga tak akui munas Bali



JAKARTA.  Leo Nababan, pimpinan sidang Musyawarah Nasional IX Partai Golkar, tak peduli dengan sebutan munas "oplosan" yang diberikan oleh kubu Aburizal Bakrie. Pasalnya, menurut Leo, peserta munas di Jakarta pun tak mengakui munas yang dilakukan di Bali.

"Ya itu silakan, tapi ini munas kami. Kami juga tak mengakui munas sana, munas itu juga ilegal. Kita lihat saja, Purwodadi kotane, sing dadi nyatane," ujar Leo di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta.

Sementara itu, Sekretaris Presidium Penyelamat Partai Golkar Tb Ace Hasan Syadzily mengutarakan bahwa Munas di Jakarta sudah sesuai dengan AD/ART. Persoalan peserta munas yang hadir, Ace mengakui tidak semua DPD I dan DPD II dihadiri langsung oleh Ketua.


"Ada wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris dan lain-lain. Tapi itu sesuai AD/ART karena di dalam situ disebutkan unsur DPD I dan DPD II," kata Ace.

Munas oplosan Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR Ade Komarudin menganggap Musyawarah Nasional IX Partai Golkar yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, sebagai munas "oplosan". Munas tersebut dinilai telah melanggar aturan partai.

"Dari segi AD/ART (melanggar), juga saya pastikan itu telah menyalahi peraturan organisasi lainnya. Saya tegaskan itu telah menyimpang dari aturan yang ada dan tidak dapat dibenarkan," ujar Ade dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (7/12).

Ade mengimbau para kader partai yang menjalankan Munas tandingan tersebut dapat menghentikan pelaksanaan Munas. Menurut dia, permasalahan ini menyangkut keutuhan dan persatuan Partai Golkar yang selama ini dinilai solid dan selalu mampu mengatasi perbedaan pendapat.

Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo juga mengatakan hal senada. "Munas itu, Munas KW, oplosan," kata Bambang.

Munas tandingan yang digelar Presidium Penyelamat Partai Golkar memasuki hari kedua. Malam nanti, Munas tersebut akan memilih ketua umum. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia