Mundur sebagai Perdana Menteri Inggris, Ini Pernyataan Boris Johnson



KONTAN.CO.ID - LONDON. Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Inggris pada Kamis (7/7), mengakhiri tiga tahun masa jabatannya yang bergejolak dan memicu pencarian pemimpin baru.

"Proses pemilihan pemimpin baru harus dimulai sekarang," kata Johnson di depan pintu Downing Street Nomor 10, Kantor Perdana Menteri Inggris, seperti dikutip Channel News Asia.

"Hari ini saya telah menunjuk sebuah Kabinet untuk melayani, seperti yang akan saya lakukan, sampai seorang pemimpin baru ada," ungkapnya.


"Teman-teman saya dalam politik, tidak ada seorang pun yang sangat diperlukan. Saya ingin Anda tahu, betapa sedihnya saya karena harus melepaskan pekerjaan terbaik di dunia," ujar dia.

Johnson menyatakan penyesalannya karena tidak bisa bertahan sebagai Perdana Menteri Inggris.

Baca Juga: Ditinggal oleh 50 Menterinya, Boris Johnson Mundur sebagai Perdana Menteri Inggris

"Tentu saja, sangat menyakitkan tidak bisa melihat begitu banyak ide dan proyek," katanya.

"Tapi seperti yang telah kita lihat di Westminster, naluri kawanan sangat kuat dan ketika kawanan bergerak, ia bergerak," ungkap dia.

Beberapa media sebelumnya melaporkan pengunduran diri Johnson, setelah dia ditinggalkan oleh para menteri dan anggota parlemen dari Partai Konservatif yang mengatakan, ia tidak lagi layak untuk memerintah.

"Pengunduran dirinya tidak bisa dihindari," kata Justin Tomlinson, Wakil Ketua Partai Konservatif, di Twitter, seperti dikutip Channel News Asia. 

"Sebagai sebuah partai, kita harus cepat bersatu dan fokus pada apa yang penting. Ini adalah saat-saat yang serius di banyak bidang," sebutnya.

Baca Juga: Hari Ini Boris Johnson Akan Umumkan Mundur dari PM Inggris, Ini Sejumlah Skandalnya

Partai Konservatif sekarang harus memilih pemimpin baru, sebuah proses yang bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Tidak jelas, apakah Johnson akan atau bisa tetap sebagai Perdana Menteri Inggris hingga penggantinya terpilih.

Tapi, banyak yang mengatakan, Johnson harus segera meletakkan jabatannya dan menyerahkan kepada wakilnya, Dominic Raab.

"Selain mengundurkan diri sebagai pemimpin partai, Perdana Menteri harus mengundurkan diri dari jabatannya," kata Wakil Parlemen Konservatif Nick Gibb, seperti dilansir Channel News Asia.

"Setelah kehilangan begitu banyak menteri, dia telah kehilangan kepercayaan dan otoritas yang dibutuhkan untuk melanjutkan (jabatan Perdana Menteri," imbuhnya.

Editor: S.S. Kurniawan