Jakarta. Salah satu orang terkaya di Indonesia, Murdaya Widyawimarta Poo mengunjungi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Senin (19/9). Jelas, kedatangan Murdaya untuk ikut pengampunan pajak. Pak Poo itu sapaan akrabnya, tiba di kantor pajak pada pukul 10.50 WIB. Dia tampak necis dengan kemeja putih dibalut jas dan celana hitam. Kedatangannya langsung disambut oleh Direktur penyuluhan, pelayanan dan hubungan masyarakat Ditjen pajak, Hestu Yoga Saksama dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Selatan Sakli Anggoro, serta Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Suryadi Sasmita.
Usai melakukan deklarasi dan repatriasi, dia mengaku lega. Menurutnya program
tax amnesty ini hanya bisa didapatkan satu kali dalam seumur hidup, apalagi usiannya saat ini sudah menginjak kepala tujuh yaitu 76 tahun. "Saya sangat lega, apalagi ini program sekali seumur hidup," ungkapnya. Dengan raut muka serius, Poo mengaku bahwa keikutsertannya pada program
tax amnesty ini bukan semata-mata untuk dirinya sediri melainkan untuk anak cucunya kelak. Sebab jika tidak diurus saat ini, anak cucunya nanti akan mendapat hambatan dalam mengelola pajak. Dalam kesempatan itu dia juga mengajak kepada seluruh pengusaha baik kecil maupun besar untuk berpartisipasi dalam membangun negara dengan program tersebut. Terutama mengajak warga Tionghoa untuk ikut berpartisipasi, apalagi saat ini sudah tidak ada lagi perbedaan antara pribumi dan non pribumi. "Inilah waktunya kita membangun negara," katanya. Dia meminta kawan-kawanya tidak usah ragu-ragu dalam mengikuti
tax amnesty lagi. Karena menurutnya ini momen yang tepat untuk membantu pemerintah apalagi kebanyakan warga Tionghoa dari dulu kerjannya memang sebagai pengusaha dan bukan lagi menjadi rahasia jika banyak yang melakukan penyelewengan pajak. Dan inilah saatnya untuk membersihkan dan membereskan harta-harta yang selama ini terpencar-pencar dimana-mana. "Jadi tidak usah kawatir dan takut pemerintah pasti tidak akan melakukan tidakan yang macem-macem yang akan menyulitkan," ungkapnya.
Selain
tax amnesty dia juga memintah pemerintah untuk membenahi sistem perpajakan di Indonesia terutama tarif PPh. Poo meminta agar disamakan dengan Singapura dan negara tetangga lain supaya bisa kompetitif dan supaya para peserta
tax amnesty tidak kabur lagi ke luar negeri. Sakli Anggoro, Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan I, mengaku sudah banyak para pengusaha yang mengikuti
tax amnesty tapi banyak yang tidak mau diekspos. Kali ini, Pak Poo, mau untuk mengekspos. Menurutnya ini sangat membantu dalam mensosialisasikan program tersebut. "Ini agar para pengusaha tadinya ragu lagi, kalau tokohnya ikut otomatis yang lain mau ikut juga," ungkapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto