KONTAN.CO.ID - MANILA. Presiden Filipina Rodrigo Duterte memperingatkan Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bahwa dia dapat menedang keluar seluruh diplomat dalam waktu 24 jam. Aksi ini akan dia lakukan jika Eropa dan PBB masih terus mencampuri aksi brutalnya dalam menangani obat-obatan terlarang. "Anda berpikir bahwa kami semua di sini adalah sekumpulan orang gila... Diplomat dari negara-negara tersebut sudah belajar sesuatu saat ini. Karena kita dapat menutup channel diplomatik besok,kalian akan keluar dari negara saya dalam 24 jam, semuanya," kata Duterte dalam pidatonya yang pedas dan sarat dengan kata-kata kasar di Manila. Memang belakangan, muncul kecaman dari dunia internasional terkait aksi Duterte dalam menangani pengguna dan pengedar obat-obatan terlarang.
Mengutip telegraph.co.uk, lebih dari 12.500 warga Filipina tewas pada tahun lalu. Sekitar 4.000 di antaranya tewas saat dilakukannya operasi polisi dan mayoritas lainnya akibat aksi penembakan misterius. Pada bulan lalu, Inggris bergabung dengan 38 negara lain di organisasi UN Human Rights Council (UNHRC) di Jenewa, untuk menekan Filipina mengakhiri pembunuhan warganya. Kelompok negara ini juga mendesak agar segara dilakukan investigasi internasional atas kasus kematian yang ada. Namun hal Manila menolak dan menilai hal tersebut sebagai langkah politis. Sebelumnya, Duterte mendapat kecaman oleh direktur Human Rights Watch Jenewa, John Fisher. Fisher mengatakan, Filipina dapat dikeluarkan dari keanggotaan UNHRC. Duterte menuding, Eropa bersekongkol untuk mengeluarkan Filipina dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tapi dia sendiri tidak bisa memberikan bukti-bukti kuat untuk tuduhan tersebut.