KAIRO. Militer Mesir mengambil alih kekuasaan dari tangan Presiden Mesir Mohamed Mursi setahun pasca kepemimpinannya, Rabu (3/7) malam. Pihak militer beralasan, langkah ini genting dilakukan untuk menciptakan stabilitas di Mesir. Terkait hal itu, Ketua Mahkamah Agung Mesir Adly Mansour ditunjuk sebagai pemimpin sementara. Militer berpendapat, Mansour akan memiliki kekuatan untuk mengeluarkan deklarasi konstitusional selama periode sementara dan akan membangun pemerintahan yang kuat dibanding sebelumnya. Pengambil alihan kekuasaan tersebut diumumkan oleh Menteri Pertahanan Mesir Abdelfatah al-Seesi yang disiarkan di sejumlah televisi nasional. Dia menyatakan, seluruh konstitusi yang ada ditangguhkan untuk sementara waktu. Pihak militer juga akan memastikan akan menggelar pemilihan umum dalam waktu dekat setelah Mursi gagal memenuhi ultimatum militer, yakni memberikan solusi atas kondisi Mesir dalam kurun waktu 48 jam. "Pidato presiden malam tadi (3/7) gagal memenuhi tuntutan masyarakat. Kondisi ini mendorong pihak milier untuk berkonsultasi dengan sejumlah pasukan nasional, generasi muda, dan lain-lain," jelas menteri pertahanan. Mereka akhirnya menyetujui sejumlah langkah untuk membangun masyarakat Mesir yang kuat. Warga Mesir bersorakPengumuman tersebut menyebabkan warga Mesir yang berkumpul di Tahrir Square, Kairo, bersorak. Ratusan ribu warga memang sudah berkumpul selama empat hari di kawasan tersebut untuk menekan Mursi agar segera menyerahkan jabatannya. Tidak hanya itu, kegembiraan juga dinyatakan lewat kembang api yang menghiasi langit Mesir. Namun, ada enam warga yang tewas dan 187 lainnya luka-luka akibat meletusnya bentrokan antara pihak pendukung dengan pihak penentang Mursi pasca pernyataan militer tersebut. Mursi menolakMursi sendiri memandang hal tersebut sebagai kudeta atas dirinya. Lewat twitter resminya, Mursi meminta kepada warga sipil dan militer untuk menegakkan undang-undang dan konstitusi serta menolak kudeta atas dirinya yang akan menyebabkan kemunduran Mesir. "Pengumuman militer ditolak oleh seluruh warga yang memiliki kebebasan dan berupaya menegakkan azas demokratis di Mesir," demikian tweet Mursi.
Mursi dikudeta militer Mesir
KAIRO. Militer Mesir mengambil alih kekuasaan dari tangan Presiden Mesir Mohamed Mursi setahun pasca kepemimpinannya, Rabu (3/7) malam. Pihak militer beralasan, langkah ini genting dilakukan untuk menciptakan stabilitas di Mesir. Terkait hal itu, Ketua Mahkamah Agung Mesir Adly Mansour ditunjuk sebagai pemimpin sementara. Militer berpendapat, Mansour akan memiliki kekuatan untuk mengeluarkan deklarasi konstitusional selama periode sementara dan akan membangun pemerintahan yang kuat dibanding sebelumnya. Pengambil alihan kekuasaan tersebut diumumkan oleh Menteri Pertahanan Mesir Abdelfatah al-Seesi yang disiarkan di sejumlah televisi nasional. Dia menyatakan, seluruh konstitusi yang ada ditangguhkan untuk sementara waktu. Pihak militer juga akan memastikan akan menggelar pemilihan umum dalam waktu dekat setelah Mursi gagal memenuhi ultimatum militer, yakni memberikan solusi atas kondisi Mesir dalam kurun waktu 48 jam. "Pidato presiden malam tadi (3/7) gagal memenuhi tuntutan masyarakat. Kondisi ini mendorong pihak milier untuk berkonsultasi dengan sejumlah pasukan nasional, generasi muda, dan lain-lain," jelas menteri pertahanan. Mereka akhirnya menyetujui sejumlah langkah untuk membangun masyarakat Mesir yang kuat. Warga Mesir bersorakPengumuman tersebut menyebabkan warga Mesir yang berkumpul di Tahrir Square, Kairo, bersorak. Ratusan ribu warga memang sudah berkumpul selama empat hari di kawasan tersebut untuk menekan Mursi agar segera menyerahkan jabatannya. Tidak hanya itu, kegembiraan juga dinyatakan lewat kembang api yang menghiasi langit Mesir. Namun, ada enam warga yang tewas dan 187 lainnya luka-luka akibat meletusnya bentrokan antara pihak pendukung dengan pihak penentang Mursi pasca pernyataan militer tersebut. Mursi menolakMursi sendiri memandang hal tersebut sebagai kudeta atas dirinya. Lewat twitter resminya, Mursi meminta kepada warga sipil dan militer untuk menegakkan undang-undang dan konstitusi serta menolak kudeta atas dirinya yang akan menyebabkan kemunduran Mesir. "Pengumuman militer ditolak oleh seluruh warga yang memiliki kebebasan dan berupaya menegakkan azas demokratis di Mesir," demikian tweet Mursi.