Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Selenggarakan Agenda Walking Tour Kebangsaan



KONTAN.CO.ID - Dalam rangka memperingati Bulan Kemerdekaan, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti menyelenggarakan agenda “Walking Tour Kebangsaan” yang merupakan kegiatan jelajah tempat-tempat bersejarah yang ada di Kota Bogor dengan berjalan kaki. Berkolaborasi dengan Bogor Historical Walk (BHW), Walking Tour Kebangsaan spesial kemerdekaan akan mengajak para pecinta dan penggiat sejarah untuk merayakan Bulan Kemerdekaan dengan mengulas tentang sejarah perjuangan masyarakat di Kota Bogor dalam mempertahankan kemerdekaan.

Peringatan Hari Kemerdekaan merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia. Setiap Bulan Agustus, berbagai kegiatan menarik digelar oleh masyarakat, pemerintah, dan berbagai institusi termasuk museum untuk memperingati bulan bersejarah ini. Menyemarakkan Bulan Kemerdekaan, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti mengajak generasi muda untuk merasakan pengalaman unik dan menyenangkan melalui Walking Tour Kebangsaan.

Ketua Tim Museum dan Galeri Indonesian Heritage Agency, Zamrud Setya Negara mengungkapkan, “Penyelenggaraan kegiatan Walking Tour Kebangsaan spesial kemerdekaan merupakan salah satu bentuk upaya mewujudkan komitmen IHA dalam mewujudkan konsep reimajinasi museum khususnya pillar reprogramming dengan menghadirkan program serta kegiatan museum yang inspiratif, edukatif, dan rekreatif. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi sarana bagi masyarakat untuk merayakan kemerdekaan dengan cara yang berbeda, yaitu dengan menelusuri sejarah penting bangsa kita di museum.”


Bersama dengan Bogor Historical Walk (BHW) yang merupakan komunitas penggemar sejarah dan aktif menyelenggarakan kegiatan Walking Tour untuk mengungkap kisah & sejarah Bogor, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti mengajak generasi muda untuk menjelajahi beberapa lokasi sejarah Kota Bogor dengan rute perjalanan dari titik kumpul di Stasiun Bogor, dilanjutkan dengan perjalanan ke Napak Tilas Jalan Kapten Muslihat, lalu ke Balai Kota Bogor dan Gedung Bakorwil Bogor, dan berakhir Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti. Agenda Walking Tour akan dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Agustus 2024 pukul 08.00 - 12.00 WIB dengan kapasitas peserta maksimal 30 orang tanpa dipungut biaya.

Penanggung Jawab Unit Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti, Linda Siagian juga menyampaikan “Kegiatan Walking Tour Kebangsaan merupakan salah satu program unggulan kami yang sangat diminati oleh publik, ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki semangat untuk mempelajari sejarah dan juga menjadikan kegiatan ini sebagai bagian dari kegiatan rekreasi yang menyenangkan. Selain itu, kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat, khususnya komunitas penggemar sejarah BHW yang telah berkolaborasi bersama kami menyelenggarakan agenda Walking Tour Kebangsaan”.

Selama Walking Tour Kebangsaan, peserta tidak hanya akan diajak untuk memahami perjuangan masyarakat Bogor dalam mempertahankan kemerdekaan, tetapi juga untuk mengenal lebih dalam tentang tokoh-tokoh lokal seperti Kapten Muslihat dan Margonda, serta kisah pengibaran bendera merah putih pertama di Bogor. Kegiatan ini akan ditutup dengan penelusuran sejarah kepemimpinan presiden Indonesia pasca-kemerdekaan di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti.

Pendaftaran Walking Tour Kebangsaan akan dibuka mulai Rabu, 21 Agustus 2024. Untuk informasi lebih lanjut tentang Walking Tour Kebangsaan dan program publik lainnya dari Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, kunjungi akun Instagram kami di @balaikirti.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menapaki jejak sejarah perjuangan bangsa dan merayakan Bulan Kemerdekaan dengan cara yang berbeda. Daftarkan diri Anda segera dan bergabunglah bersama kami dalam Walking Tour Kebangsaan!

Tentang Museum dan Cagar Budaya (Indonesian Heritage Agency)

Indonesian Heritage Agency (IHA) merupakan badan layanan umum di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18  museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia. Terbentuk pada tahun 2022 dan diresmikan menjadi badan layanan umum pada 1 September 2023, IHA mempunyai visi menjadi institusi yang bersifat kolaboratif dan mendorong daya cipta, perubahan sosial, serta pembangunan masyarakat yang berbudaya.

IHA mengedepankan peningkatan pelayanan yang berbasis perlindungan sebagai prioritas utama. Dengan merangkul kreativitas dan mengusung semangat kolaborasi yang inklusif. IHA secara kolektif berkontribusi untuk membuka wawasan apresiasi mendalam terhadap warisan budaya Indonesia yang beragam.

Mengenai Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti

Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti (Muspres RI) merupakan tempat gagasan dan hasil karya presiden-presiden Indonesia dipamerkan. "Balai" memiliki arti tempat, wadah, atau ruangan, sedangkan "Kirti" berasal dari bahasa Sansekerta berarti tindakan yang membawa kemasyhuran. Apabila digabungkan, nama Balai Kirti dapat dimaknai sebagai bangunan yang menampung berbagai benda bersejarah dan peninggalan perjalanan sejarah kepemimpinan para Presiden Republik Indonesia. Muspres RI menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perjalanan bangsa menuju demokrasi dan warisan abadi dari para pemimpin visionernya. Gagasan dan hasil karya para Presiden merupakan cerminan peradaban suatu bangsa yang disosialisasikan lewat berbagai koleksi yang menyimpan banyak kenangan penting kemerdekaan bangsa.

Di bawah naungan Indonesian Heritage Agency (IHA) sebuah badan layanan umum pengelola museum dan cagar budaya, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti berfungsi sebagai wahana rekreasi dan edukasi untuk memperoleh informasi dari sajian memorabilia serta visual dari para Presiden Indonesia, sehingga pengunjung bisa menghayati, mengapresiasi, dan meneladani jejak langkah serta prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing Presiden Republik Indonesia selama masa baktinya.

Baca Juga: 9 Tempat Bersejarah tentang Kemerdekaan Indonesia, Selain Monumen Nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
TAG: