Museum Vatikan hadirkan ruang koleksi Indonesia



JAKARTA. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Vatikan membangun ruang koleksi khusus Indonesia di Museum Vatikan. Upaya realisasi itu dibahas Menteri Pariwisata Arief Yahya, saat berkunjung ke Vatikan baru-baru ini untuk sebuah  pertemuan dengan President of the Vatican City State, Cardinal Giuseppe Bertello dikutip dari laman Indonesia.travel.

Ide awalnya ruang koleksi Indonesia di Museum Vatikan tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2011 namun programnya baru dapat direalisasikan tahun 2012 melalui revitalisasi dan pembukaan permanent display relief Candi Borobudur.

Kerja sama tersebut berlanjut tahun 2014 dengan penyelenggaraan pameran sementara bertema Indonesia: “Land of Harmony“ yang menampilkan konsep pluralisme Indonesia, mirip motto “Bhinneka Tunggal Ika”.


Pengembangan ruang koleksi permanen Indonesia tersebut diusulkan oleh KBRI kepada Vatikan dan mendapatkan dukungan penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia. Kunjungan Menteri Arief Yahya juga bertujuan untuk melihat langsung ruang koleksi Indonesia serta membahas rencana pembangunan selanjutnya.

Indonesia mendapat ruangan pameran seluas 292 m2 untuk menampilkan koleksi budaya dan sosial dari seluruh Nusantara. Di ruang tersebut Indonesia akan menampilkan berbagai koleksi sesuai dengan motto Indonesia yaitu : Bhinneka Tunggal Ika. Ruang pameran tersebut paling luas dibandingkan dengan negara lain seperti Australia dan India.

Diharapkan ruang koleksi tersebut dapat mengenalkan pengunjung Museum Vatikan dari seluruh dunia bahwa Indonesia adalah negara plural di Asia Tenggara dengan keharmonisan masyarakatnya dalam keberagaman tradisi, budaya dan agama. Ruang Indonesia akan memperlihatkan kepada dunia bagaimana pluralisme di Nusantara.

Museum Vatikan memiliki lebih dari 1100 artefak seni dan budaya Indonesia yang dibawa oleh misionaris sebagai pemberian hadiah kepada Sri Paus. Beberapa koleksi benda antik akan dipamerkan diantaranya wayang Kulit, replika Candi Borobudur, batik Jawa, ukiran kayu dari suku Asmat, dan masih banyak lagi lainnya.

Rencananya ruang koleksi permanen juga dilengkapi dengan Indonesian Garden yang memamerkan patung badak bercula satu dari perunggu, dimana habitat yang tersisa satu-satunya berada di Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa Bagian Barat.

Awalnya, patung badak tersebut ditampilkan di Paviliun Indonesia dalam Milan Expo 2015 kemudian dihibahkan Pemerintah Indonesia kepada Museum Vatikan. Selain Indonesian Garden, ada juga ruang koleksi yang dilengkapi educational area dan dibuat untuk anak sekolah dengan tujuan mengenalkan masyarakat dan budaya Indonesia.

Museum Vatikan sendiri merupakan salah satu museum terbaik di dunia selain Museum Smithsonian di Washington D.C. dan Museum Louvre di Paris. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Museum Vatikan mencapai enam juta orang per tahun. Museum ini terbilang sangat strategis karena setiap hari selalu ramai pengunjung, mencapai lebih dari 10 ribu orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto