Musim dingin, harga gas alam justru anjlok



JAKARTA. Datangnya musim dingin tidak mampu mengangkat harga gas alam. Pasalnya, musim dingin kali ini lebih hangat dibanding tahun - tahun sebelumnya. Mengutip Bloomberg, Selasa (19/1) pukul 15.44 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Februari 2016 di New York Merchantile Exchange menguat 1,09% ke level US$ 2,123 per mmbtu dibanding penutupan sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga gas alam terkikis hingga 5,93%. Harga gas alam pada pekan lalu anjlok hingga 15,04% atau penurunan terbesar sejak Februari 2014. Padahal, permintaan gas alam seharusnya menguat lantaran sudah memasuki musim dingin di sebagian negara. Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan proyeksi adanya musim dingin ekstrem tahun ini nyatanya tidak terjadi. Ramalan cuaca menunjukkan adanya suhu udara di atas normal di Amerika Serikat hingga akhir Januari ini.

Bruce Sullivan, ahli meteorologi U.S Weather Prediction Centre meramalkan suhu udara di bagian barat AS akan terlihat moderat mulai pekan ini. Sementara U.S. Climate Prediction Center memperkirakan ada kemungkinan suhu di atas normal pada sebagian besar wilayah AS mulai tanggal 23 – 27 Januari. Penarikan gas alam dari pasokan telah terjun ke bawah rata- rata lima tahun selama lima minggu berturut – turut. Sementara produksi gas alam AS terus digenjot hingga mendorong cadangan ke rekor tertinggi. Tanpa adanya musim dingin ekstrim, rekor cadangan gas alam terbesar sejak 2013 akan kembali meluas. Ibrahim mengatakan, cadangan gas alam periode 15 – 21 Januari 2016 yang akan dirilis Energy Information Administration (EIA) diprediksi akan meningkat 16,9% menjadi 150 miliar kaki kubik dibanding periode sama tahun sebelumnya. “Kebutuhan gas alam mengalami penurunan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan