Musim dingin mendukung harga gas alam



JAKARTA. Gas alam tergerus dari level tertinggi dua tahun meski permintaan terus meningkat. Penguatan harga gas alam tertahan menjelang keputusan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (12/12) pukul 15.30 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange tergerus 4,9% ke level US$ 3,56 per mmbtu dibanding penutupan akhir pekan lalu. Dalam sepekan terakhir, gas alam terkikis 2,5%.

Gas alam melemah setelah menyentuh level tertinggi sejak Desember 2014 di US$ 3,746 per mmbtu pada Jumat (9/12).


Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan melemahnya harga gas disebabkan oleh koreksi teknikal serta penguatan dollar AS menjelang pertemuan The Fed pekan ini.

Di samping itu, libur nasional di beberapa negara pada awal pekan ini membuat transaksi di pasar komoditas cenderung sepi. Hal ini turut mempengaruhi laju harga gas alam.

"Tetapi kondisi fundamental positif masih akan mendukung prospek harga gas alam," kata Ibrahim.

Pada tanggal 10 Desember lalu, negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC menyepakati pembatasan produksi dengan produsen non - OPEC. "Komitmen bersama ini berhasil mendongkrak harga minyak global dan mengangkat sentimen positif bagi harga gas alam," lanjut Ibrahim.

Sentimen lain yang dapat mengangkat harga gas alam adalah naiknya permintaan di musim dingin. Gelombang udara dingin kutub diprediksi akan menyapu utara wilayah Amerika Serikat (AS) hingga akhir bulan Desember. Data AccuWeather menunjukkan suhu udara di Chicago kemungkinan mencapai minus 18 derajat Celcius pada 14 Desember mendatang.

Price Futures Group memperkirakan cadangan gas alam berpeluang jatuh di bawah rata - rata untuk pertama kali sejak Mei 2015 pada akhir bulan ini. Sebab, produsen membatasi produksi pada saat permintaan meningkat. Penurunan harga gas alam ke level terendah 17 tahun pada bulan Februari lalu membuat produsen memangkas produksi untuk pertama kali sejak 2005.

Data Energy Information Administration pekan lalu menunjukkan cadangan gas alam AS turun sebesar 42 miliar kali kubik menjadi 3,953 triliun kaki kubik. Surplus pasokan gas alam tercatat 6,9% di atas rata - rata lima tahun. "Industri menunggu angka penarikan gas alam sebesar tiga digit," kata Tom Saal, Senior Vice President perusahaan trading energi FCStone Latin America LLC di Miami, seperti dikutip Bloomberg, Senin (12/12).

Ibrahim memperkirakan harga gas alam dapat mencapai level US$ 4 per mmbtu pada bulan Januari 2017, apalagi jika didukung terus oleh naiknya angka permintaan pada saat cuaca dingin ekstrim. Selain itu, kenaikan harga batubara sebagai barang substitusi juga dapat memberi amunisi tambahan bagi gas alam.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia