KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, musim dividen interim perbankan tiba. Ini bisa menjadi pelipur lara di saat saham-saham perbankan yang loyo akibat keluarnya investor asing. PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) telah mengawali musim dividen interim ini. Bank swasta terbesar di Indonesia ini bakal membagikan dividen interim senilai Rp 6,16 triliun dengan rincian Rp 50 per saham. Adapun, dividen interim yang dibagikan emiten berkode saham BBCA ini lebih besar dibandingkan tahun lalu. Di mana, tahun lalu, dividen interim BCA sekitar Ro 42,4 per saham dengan total mencapai Rp 5,2 triliun.
Baca Juga: BCA Bagikan Dividen Interim Tunai Rp50 per Saham Berdasarkan data RTI (12/11), harga saham BCA ditutup pada harga Rp 10.150 per saham. Jika mengacu harga tersebut, maka
yield dari dividen interim yang bakal dibagikan BCA hanya sekitar 0,49%. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja bilang ini merupakan komitmen bank untuk terus menjalankan bisnis dengan sebaik-baiknya, guna memberikan nilai tambah yang berkelanjutan kepada para pemegang saham. "Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan segenap pemegang saham, sehingga perseroan mampu membukukan kinerja positif hingga sembilan bulan pertama tahun 2024," ujar Jahja, Selasa (12/11). Menanggapinya, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta bilang pembagian dividen interim bisa menjadi sentimen positif bagi saham perbankan. Namun, ia melihat hal tersebut bukan menjadi sentimen utama.
Menurutnya, sentimen positif yang bisa mendongkrak saham perbankan saat ini adalah kemungkinan adanya
window dressing. Di mana, sektor perbankan memang masih menjadi salah satu pilihan. “Investor jadinya bisa mempertimbangkan untuk mengakumulasi saham-saham perbankan,” ujarnya. Adapun, untuk saham BCA, Nafan merekomendasikan untuk
buy on weakness. Di mana, target harga untuk saham BCA senilai Rp 10.400 per saham Disisi lain, VP Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat pembagian dividen interim dari big bank akan menjadi pemanis. Meskipun, nilai dan dividen yield juga mempengaruhi dampak secara langsung di pasar. “Selain itu, ditengah normalisasi harga saham emiten perbankan cenderung membuat nilai instrinsiknya kembali menarik sehingga potensi capital gain juga terbuka,” bebernya. Menurutnya dividen
yield untuk interim BBCA memang kurang menarik, tetapi jika akumulasi maka menjadi menarik. Secara historis, tak hanya BCA yang rajin membagikan dividen interim. Satu bank lagi yang rajin membagikan dividen interim adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Hanya saja, bank yang dekat dengan wong cilik ini belum mengumumkan berapa dividen interim yang bakal dibagikan. Beberapa analis pun juga memproyeksikan BRI tak akan absen membagikan dividen interim pada akhir tahun ini.
Oktavianus menjelaskan estimasi tersebut berasal dari Earning Per Share (EPS) annualised BRI yang di angka Rp 396 per saham. Ditambah, menggunakan acuan tahun sebelumnya dividen interim sebesar 26% dari porsi dividen final.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih