Musim haji belum akan berkontribusi besar kepada saham Garuda



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki musim Haji 2018 ini sedikit banyak akan berdampak positif kepada pendapatan dari PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Pasalnya, untuk musim Haji saja, Garuda akan memberangkatkan 107.959 calon penumpang atau jamaah Haji. Sepanjang tahun 2017 lalu, GIAA telah mengangkut penumpang hingga 36,2 juta orang.

William Hartanto, Analis Panin Sekuritas mengatakan walaupun akan ada katalis positif dari sisi revenue, tapi menurutnya hal tersebut tidak akan ada menjadikan perubahan berarti pada pergerakan harga sahamnya.

“Kita tahu laporan keuangan GIAA hampir selalu mencatatkan kerugian. Jika musim Haji ini memang membawa pengaruh besar, seharusnya dari dulu sudah terlihat perubahannya,” ujar William kepada Kontan.co.id, Rabu (25/7).


Selain itu GIAA masih terbebani dari bahan bakar pesawat yang tinggi karena fluktuasi harga minyak. Jadi menurut Willian akan sulit jika musim Haji ini menjadi alasan untuk kenaikan harga saham GIAA.

Asal tahu saja, GIAA masih mencatat kerugian sebesar US$ 64,3 juta atau sekitar Rp 896,2 miliar pada kuartal I-2018. Adapun kerugian yang dialami perseroan lebih rendah 36,5% dibandingkan rugi kuartal I-2017 yang mencapai US$ 101,2 juta. Kendati demikian, per kuartal I 2018, pendapatan Garuda naik sebesar 7,9% menjadi US$ 983 juta.

“Rekomendasi saya wait and see, namun setelah rilis laporan keuangan GIAA tidak tembus support 220, maka boleh beli,” ujar William.

Senada, Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan industri penerbangan masih akan berat walaupun ada katalis positif dari musim Haji. Itu dikarenakan bahan bakar aftur masih bergantung dengan harga minyak dan secara struktur bisnis tidak menarik.

“Gaji manajemen tinggi industri ini tinggi termasuk pilot dan pramugari. Serta musiman seperti high season dan low season membuat pendapatan tidak stabil dan ada perang tarif membuat makin berat,” ujar Hans saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Rabu (25/7).

Hans belum merekomendasikan untuk masuk ke GIAA. “Bisa dihindari dulu dan belum direkomendasikan. Kurang berprospek,” ujar Hans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia