Musim haji tak mampu menopang kinerja Garuda Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan memberangkatkan 107.959 calon jamaah haji. Meski ada penambahan volume penerbangan di musim haji, namun analis menilai hal ini tak cukup untuk mengerek kinerja maskapai ini.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai selama ini penerbangan haji tidak terlalu berpengaruh pada kinerja GIAA. "GIAA hampir selalu mencatatkan kerugian. Jika musim haji memang membawa pengaruh besar, seharusnya dari dulu sudah terlihat perubahannya,” ujar William, kemarin (25/7).

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, bisnis GIAA penerbangan masih akan berat. Sebab, harga bahan bakar avtur lebih membebani kinerja GIAA.


Tak heran, GIAA mencetak rugi sebesar US$ 64,3 juta atau sekitar Rp 896,2 miliar di kuartal satu lalu. Padahal, di saat yang sama, pendapatan maskapai pelat merah ini naik 7,9% menjadi US$ 983 juta.

Beban biaya pegawai GIAA cukup tinggi, antara lain biaya gaji pilot dan pramugari. "Adanya faktor musiman, seperti high season dan low season, juga membuat pendapatan tidak stabil, ditambah ada perang tarif,” ujar Hans, kemarin.

William menilai, investor perlu menunggu laporan keuangan kuartal kedua sebelum masuk saham GIAA. “Jika setelah rilis laporan keuangan harga saham GIAA tidak tembus support 220, maka boleh beli,” ujar dia.

Asal tahu saja, sepanjang tahun ini harga saham GIAA sudah turun 22,67%. Bahkan tiga tahun terakhir, harganya turun 60,34%. Kemarin, harga GIAA berada di Rp 232, anjlok 223,28% dari harga IPO-nya di 2011, yakni Rp 750.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati