Musim hujan bikin harga produk hortikultura naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah komoditas hortikultura mengalami kenaikan harga. Asosiasi Hortikultura Nasional menyampaikan hal ini disebabkan oleh masuknya musim hujan yang menyebabkan panen sejumlah sentra produksi jadi tertunda.

Ketua Asosiasi Hortikultura Nasional Anton Muslim Arbi menyatakan, musim hujan yang berlangsung hingga Desember merupakan kondisi yang tidak bisa dihindari.

"Di musim hujan ini rentan sekali ke sisi produktivitas hortikultura banyak keluhan terutama dari daerah kena hujan, seperti Jateng dan Jabar," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (5/11).


Adapun mengutip informasi dari situs info pangan Jakarta, sejumlah komoditas pangan di DKI Jakarta mengalami kenaikan harga dibandingkan sehari sebelumnya.

Misalnya adalah cabai rawit merah naik Rp 790 jadi Rp 36.465 per kilogram, cabai rawit hijau naik Rp 139 jadi Rp 33.790 per kg. Bawang merah naik Rp 186 jadi Rp 27.023 per kg, bawang putih naik Rp 23 jadi Rp 27.813 per kg. Kentang ukuran sedang naik Rp 23 jadi Rp 13.976 per kg.

Menurut Anton, cabai memang menjadi salah satu komoditas yang rentan pada cuaca. Sehingga bila harga bergejolak hingga akhir tahun, merupakan hal yang bisa dimaklumi. Namun kondisi gejolak ini jangan sampai berujung pada pembukaan keran impor komoditas pangan.

"Kami khawatir, bila harga terlalu gejolak dan stok terpengaruh, maka mau tidak mau impor bisa dibuka," katanya.

Kondisi ini menurutnya bisa jadi pilihan terakhir demi menekan harga bila sudah melampaui ambang batas yang bisa dibeli masyarakat. Namun Anton menegaskan, opsi impor pangan hortikultura tersebut harus dilakukan dengan seksama dan memperhatikan produksi lokal juga.

Adapun Anton mengaku hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya impor hortikultura selain dalam bawang putih. Namun, saat harga cabai sempat melambung mahal, menurutnya pasar sempat diisi oleh cabai kering impor.

"Tapi katanya itu produk yang sudah lama diimpor tapi disimpan di cold storage mereka, jadi saat harga mahal mereka keluarkan, dan ini sudah kita komplainkan" kata Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto