KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim hujan mulai menyapa beberapa wilayah Indonesia. Salah satu hal yang paling diwaspadai dari datangnya musim hujan adalah keberadaan nyamuk. Nyamuk diketahui sebagai salah satu pembawa penyakit, di antaranya demam berdarah dengue (DBD). Pada musim hujan tahun lalu, Kementerian Kesehatan melaporkan lebih dari 13.000 kasus DBD yang terjadi di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, angka kematian akibat DBD mencapai 133 jiwa. Memasuki musim penghujan tahun ini, tak ada salahnya kita mulai mewaspadai penyakit akibat virus dengue ini. Gejala umum yang muncul akibat gigitan nyamuk
Aedes aegypti ini adalah demam yang mendadak, sakit kepala, ruam, dan nyeri di seluruh tubuh.
Baca Juga: Hipertensi jadi faktor utama stroke, lakukan hal ini untuk mencegahnya Jika gejala tersebut terjadi pada orang dewasa, biasanya akan cepat disadari. Tapi, bagaimana jika gejala-gejala tersebut terjadi pada anak-anak atau bahkan balita yang masih sulit mengungkapkan yang dirasakan pada tubuh mereka? Sering kali kasus demam berdarah ringan tidak memiliki gejala yang muncul pada anak-anak dan juga remaja. Gejala DBD pada anak Merangkum dari
Mayo clinic, ketika gejala muncul anak-anak dan remaja biasanya sudah empat hingga tujuh hari terinfeksi. Saat itu, gejala yang terlihat seperti berikut ini:
- Demam lebih dari 40 derajat Celcius mendadak dan tanpa sebab yang jelas
- Sakit kepala
- Nyeri otot, tulang, dan sendi
- Mual
- Muntah
- Rasa sakit di belakang mata
- Ruam
- Pendarahan ringan dari hidung atau gusi
- Tidak nafsu makan
Jika ciri-ciri di atas muncul pada anak Anda, ada baiknya segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kebanyakan kasus DBD ringan akan berlangsung selama dua hingga tujuh hari. Meski begitu, keadaan bisa menjadi parah hingga mengancam jiwa.
Baca Juga: Sebanyak 875 warga Sumba Timur kena demam berdarah, 16 meninggal Sebanyak 875 warga Sumba Timur kena demam berdarah, 16 meninggal Fase kritis Pada beberapa kasus, DBD bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi rusak dan bocor. Tak hanya itu, trombosit darah juga bisa turun dan menyebabkan sindrom syok dengue. Sindrom inilah yang dapat mengancam nyawa seseorang. Salah satu masa krusial dalam kasus DBD yaitu pada saat demam atau suhu tubuh menunjukkan penurunan. Biasanya, demam akan mulai turun setelah 24 hingga 48 jam. Siklus ini dikenal sebagai siklus tapal kuda, di mana masa demam turun adalah fase kritis. Tanda dan gejala demam berdarah menjadi berat atau memasuki fase kritis bisa dilihat seperti berikut ini:
- Nyeri perut parah
- Muntah terus menerus
- Pendarahan dari gusi atau hidung
- Keluar darah dalam urine, feses, atau muntah
- Bintik merah di bawah kulit yang terlihat seperti memar
- Sulit bernapas
- Kulit dingin atau basah
- Gelisah dan mudah marah
Jangan tunggu sampai gejala DBD parah ini muncul. Ada baiknya, segera periksakan anak Anda ketika gejala DBD ringan terlihat.
(Resa Eka Ayu Sartika) Baca Juga: Pasien DBD di Jakarta capai 2.282 jiwa hingga 2 Maret, 1 orang meninggal Pasien DBD di Jakarta capai 2.282 jiwa hingga 2 Maret, 1 orang meninggal Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Musim Hujan Segera Tiba, Kenali Gejala DBD pada Anak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati