Musim Kemarau Tiba, Wilayah Ini Berpotensi Alami Kekeringan Meteorologis



MOMSMONEY.ID - Musim kemarau tiba. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan meteorologis akibat curah hujan yang kurang pada musim kemarau. 

Meskipun, di sebagian wilayah Indonesia masih mengalami hujan yang berdampak pada bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar dan longsor. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, mayoritas wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami hari tanpa hujan (HTH) sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang. 


Selain itu, berdasarkan analisis curah hujan dan sifat hujan yang BMKG lakukan menunjukkan, kondisi kering sudah mulai memasuki wilayah Indonesia, khususnya di bagian selatan Khatulistiwa.

"Sebagian wilayah Indonesia sebanyak 19% dari zona musim sudah masuk musim kemarau dan diprediksi sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam tiga dasarian (30 hari) ke depan," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (28/5). 

"Kondisi kekeringan ini saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir September," ungkap dia.

Baca Juga: Meski Masuk Musim Kemarau, Tetap Waspada Cuaca Curah Hujan Tinggi di Wilayah Ini

Untuk itu, Dwikorita mengatakan, daerah dengan potensi curah hujan bulanan sangat rendah dengan kategori kurang dari 50 mm per bulan perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mitigasi dan antisipasi dampak kekeringan. 

Daerah tersebut meliputi: 

  • sebagian besar Pulau Sumatra
  • sebagian besar Pulau Jawa
  • sebagian besar Kalimantan Barat
  • sebagian besar Kalimantan Utara
  • sebagian besar Bali 
  • sebagian besar Nusa Tenggara
  • sebagian Pulau Sulawesi
  • sebagian Maluku 
  • Sebagian Papua
"Memperhatikan dinamika atmosfer jangka pendek terkini, masih terdapat jendela waktu yang sangat singkat yang bisa dimanfaatkan secara optimal sebelum memasuki periode pertengahan musim kemarau," kata Dwikorita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan