KUALA LUMPUR. Harga crude palm oil (CPO) masih menunjukkan tren rally pada transaksi hari ini (19/7). Data Bloomberg menunjukkan, harga kontrak CPO untuk pengantaran Oktober naik 1,3% menjadi 3.031 ringgit atau US$ 962 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Pada sesi pertama tadi, harga CPO berakhir di posisi 3.002 ringgit per metrik ton. Salah satu faktor yang menyebabkan harga CPO melesat adalah kecemasan investor mengenai kekeringan yang melanda AS sehingga berpotensi memangkas suplai minyak kedelai. Sebelumnya, Departemen Pertanian AS mengingatkan bahwa musim kemarau akan tetap bertahan hingga musim tanam berakhir. Hal itu akan menyebabkan penurunan pada ekspor kedelai dan jagung. "Kurangnya pasokan ini kemungkinan akan memicu peningkatan permintaan dari India, yang merupakan konsumen CPO terbesar dunia. Jika mereka tidak bisa membeli kedelai sebagai pengganti CPO, maka hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi CPO," papar Alvin Tai, analis OSK Investment Bank Bhd. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Musim kering di AS mendongkrak harga CPO dunia
KUALA LUMPUR. Harga crude palm oil (CPO) masih menunjukkan tren rally pada transaksi hari ini (19/7). Data Bloomberg menunjukkan, harga kontrak CPO untuk pengantaran Oktober naik 1,3% menjadi 3.031 ringgit atau US$ 962 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Pada sesi pertama tadi, harga CPO berakhir di posisi 3.002 ringgit per metrik ton. Salah satu faktor yang menyebabkan harga CPO melesat adalah kecemasan investor mengenai kekeringan yang melanda AS sehingga berpotensi memangkas suplai minyak kedelai. Sebelumnya, Departemen Pertanian AS mengingatkan bahwa musim kemarau akan tetap bertahan hingga musim tanam berakhir. Hal itu akan menyebabkan penurunan pada ekspor kedelai dan jagung. "Kurangnya pasokan ini kemungkinan akan memicu peningkatan permintaan dari India, yang merupakan konsumen CPO terbesar dunia. Jika mereka tidak bisa membeli kedelai sebagai pengganti CPO, maka hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi CPO," papar Alvin Tai, analis OSK Investment Bank Bhd. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News