KONTAN.CO.ID - Musim Mas Group, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia, hari ini memfasilitasi penyerahan kredit RSPO secara simbolis kepada petani sawit swadaya senilai Rp20.318.319.713. Musim Mas menjembatani penjualan kredit tersebut kepada mitra perusahaan melalui RSPO PalmTrace, sebuah platform yang menghubungkan penjual dan pembeli minyak kelapa sawit tersertifikasi RSPO yang dapat dilacak. Para petani swadaya tersebut merupakan peserta program Training for Smallholders Musim Mas dan telah berhasil mendapatkan sertifikasi RSPO. Sebanyak 4.586 petani swadaya dengan cakupan lahan seluas 11.011,43 hektar tersebut juga tergabung di dalam enam Asosiasi Pekebun Sawit Inisiasi Musim Mas yang berlokasi di Sumatera Utara, Riau dan Kalimantan. Jika digabungkan, total penjualan RSPO Kredit sejak 2020 adalah sebesar Rp39 Milyar, dan tahun ini merupakan penjualan tertinggi (Rp1,47 M tahun 2020, Rp.6,24 M tahun 2021, dan Rp. 10,98 M tahun 2022).
Mahatma Windrawan, Deputi Direktur untuk Transformasi, RSPO, mengungkapkan, “Untuk jangka panjang ke depan, kesejahteraan produsen maupun petani, hanya dapat diperoleh bila kelapa sawit diproduksi secara berkelanjutan. Sertifikasi RSPO yang menerapkan prinsip dan kriteria keberlanjutan yang ketat, memungkinkan produk sawit Indonesia masuk di pasar dunia. Kami sangat mengapresiasi Musim Mas yang telah menjalankan Program Pemberdayaan Petani Swadaya dengan penuh dedikasi, sehingga para petani swadaya yang dibina dan didampingi dapat menerapkan praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan.” Menurut Windrawan, jumlah petani swadaya tersertifikasi naik setiap tahun, yang membuktikan semangat industri kelapa sawit untuk menjadi lebih berkelanjutan. Akhir tahun 2022 saja, jumlah petani swadaya yang telah tersertifikasi RSPO sebanyak 15.485 petani, yang mencakup lahan seluas 35.706 hektar, di mana hampir sepertiga dari petani tersebut adalah petani yang dibina dan didampingi oleh Musim Mas. Sebagai perusahaan kelapa sawit terintegrasi, sustainable palm oil sudah menjadi bagian utama dalam strategi bisnis Musim Mas. Kebijakan untuk keberlanjutan ini diwujudkan melalui komitmen No Deforestation, No Peat, and No Exploitation; tidak hanya untuk operasional perusahaan, namun juga bagi pemasok dan kontraktor yang bekerja sama dengannya. Untuk itu, Musim Mas selalu berusaha untuk memenuhi standar keberlanjutan yang paling ketat, agar dapat memastikan operasionalnya selalu mematuhi standar, skema, dan tolok ukur sertifikasi kelapa sawit terkemuka, di antaranya sertifikasi RSPO. Tahun 2019, Musim Mas menjadi perusahaan kelapa sawit pertama yang tersertifikasi RSPO secara global, dan dua tahun berikutnya, 2021, Musim Mas sudah 100% tersertifikasi RSPO untuk pabrik yang terintegrasi. Salah satu fokus kebijakan untuk keberlanjutan Musim Mas adalah meningkatkan taraf hidup petani, pekerja, dan masyarakat. Di Indonesia, petani swadaya mengelola sekitar 41% dari total lahan perkebunan sawit yang ada, dan menyumbang 35% dari produksi minyak sawit negara. Namun, sebagian besar dari mereka masih terkendala dalam menerapkan praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan, hasil kebun yang sedikit, tidak memiliki akses finansial, dan pasar. Melalui program Training for Smallholders, Musim Mas memberikan pelatihan dan pendampingan dengan menggunakan modul berdasarkan empat pilar Prinsip dan Kriteria RSPO, yaitu Lingkungan, Manajemen Bisnis, Sosial dan Tantangan lain, yang dapat meningkatkan produksi petani dengan lahan yang ada, dan mendorong sertifikasi agar dapat mengakses pasar global. Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu, Sumatera Utara, Syahrianto, menyampaikan, “Program pelatihan petani swadaya Musim Mas mengharuskan kami untuk benar-benar menerapkan praktik-praktik berkebun yang baik dan benar. Tidak mudah, namun setelah dijalani, memberikan hasil panen yang lebih banyak dan bagus. Kami juga didorong untuk mengikuti program sertifikasi RSPO, sehingga kami bisa mendapat kredit RSPO ini.” Lebih lanjut, Syahrianto berharap program pelatihan ini bisa diterapkan lebih luas lagi, sehingga lebih banyak petani swadaya yang dapat menerapkan sawit berkelanjutan. Rudman Simanjuntak, Independent Smallholders Manager, Musim Mas Group menjelaskan dalam media workshop bertajuk “Memahami Sertifikasi dan Kredit RSPO: Tingkatkan Kesejahteraan Petani Swadaya dalam Industri Sawit Berkelanjutan” ini bahwa, “Bagi kami, petani swadaya adalah kunci untuk industri kelapa sawit di Indonesia yang berkelanjutan, sehingga pemberdayaan petani menjadi prioritas kami untuk ke depannya. Bila para petani swadaya kelapa sawit dapat menerapkan praktik-praktik perkebunan yang berkelanjutan, ditambah dengan sertifikasi, maka kami percaya industri kelapa sawit Indonesia bisa lebih bersaing di pasar global. Sejalan dengan hal tersebut, kesejahteraan petani swadaya juga akan lebih baik melalui peningkatan hasil panen dan akses pasar. Kami berharap Anda dapat lebih memahami komitmen para petani terhadap produksi berkelanjutan, yang bermanfaat bagi negara Indonesia dan masyarakatnya.” Musim Mas telah menjalankan Program Pemberdayaan Petani Swadaya sejak tahun 2015. Saat ini, program pemberdayaan melalui pelatihan untuk petani tersebut memiliki dua pendekatan, yaitu Training for Smallholders yaitu program pelatihan petani secara langsung, dan Training for Trainers: Smallholders Hub yaitu program pelatihan untuk Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), yang akan diteruskan kepada petani swadaya di masing-masing lokasi. Program ini telah melibatkan lebih dari 42.900 petani swadaya, dan dijalankan di enam provinsi di Indonesia. Melalui komitmennya yang kuat terhadap dampak dan perubahan positif pada petani swadaya, Musim Mas Group dan Gabungan Asosiasi Pekebun Sawit Inisiasi Musim Mas (GAPSIMA) dianugerahi penghargaan Smallholders Impact Program dalam RSPO Excellence Awards tahun 2022 dan 2023. Tentang Musim Mas Musim Mas Group adalah salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia yang beroperasi di 13 negara di Asia-Pasifik, Eropa, dan Amerika. Kegiatan operasional utamanya berada di Indonesia, yang mencakup budidaya hingga penyulingan dan manufaktur. Melalui tenaga kerja global, Musim Mas terus melakukan pengembangan yang inovatif dan berkelanjutan, memastikan kualitas produk, keamanan, dan efisiensi berjalan seiring dengan perkembangan industri. Sebagai salah satu pemain utama di industri kelapa sawit, Musim Mas beraspirasi untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, mendorong era baru yang berkelanjutan di industri ini dengan inovasi. Untuk itu, Musim Mas mengambil langkah aktif untuk melampaui standar keberlanjutan yang diakui industri dan akan terus melangkah dalam menanggapi masalah industri kritis dalam upaya untuk berkontribusi pada industri dan dunia yang lebih berkelanjutan. Tentang program Pemberdayaan Petani Swadaya Musim Mas Musim Mas bersama dengan International Finance Corporation (IFC), anggota Bank Dunia, mengembangkan Indonesian Palm Oil Development for Smallholders (IPODS) pada tahun 2015, menyusul studi diagnostik pada petani oleh IFC pada tahun 2013. IPODS telah diujicobakan di empat pabrik Musim Mas di Sumatera Utara (Rantauprapat) dan Riau (Pelalawan, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu). Sejak 2017, Musim Mas telah membuat dan menerapkan modul pelatihan Training for Smallholders, yang mengimplementasikan Good Agriculture Practices (praktik-praktik agrikultur yang baik), dan mendorong petani swadaya untuk mendapatkan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Pelatihan dilakukan bagi para petani swadaya di area Musim Mas beroperasi. Program ini berupaya meningkatkan taraf hidup petani swadaya dengan mengintegrasikan mereka ke dalam rantai pasok minyak kelapa sawit berkelanjutan. Integrasi tersebut tidak hanya membuahkan keuntungan finansial saja, tetapi juga nilai-nilai berkelanjutan yang membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Pada tahun 2020, program Training for Trainers: Smallholders Hub dikembangkan bekerjasama dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian (BPPP) Kabupaten/Kota, untuk melatih para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Program ini ditujukan untuk melatih lebih banyak lagi petani swadaya kelapa sawit di seluruh Indonesia. Program tersebut terus berkembang, dan saat ini telah merangkul 42.900 petani swadaya yang menggarap lebih dari 87.700 hektar di Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan), Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Tentang RSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dibentuk pada tahun 2004 dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan dan penggunaan produk minyak sawit berkelanjutan melalui standar global yang kredibel dan keterlibatan para pemangku kepentingan. RSPO adalah organisasi internasional nirlaba berbasis anggota yang menyatukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor industri minyak sawit termasuk produsen minyak sawit, pengolah atau pedagang minyak sawit, produsen barang konsumsi, pengecer, bank dan investor, LSM konservasi lingkungan atau alam, dan LSM sosial.
Representasi berbagaia pemangku kepentingan ini tercermin dalam struktur tata kelola RSPO sehingga kursi di Dewan Gubernur, Komite Pengarah dan Kelompok Kerja dialokasikan secara adil ke setiap sektor. Dengan cara ini, RSPO menghidupkan filosofi “meja bundar” dengan memberikan hak yang sama kepada setiap kelompok pemangku kepentingan, memfasilitasi para pemangku kepentingan yang biasanya saling bermusuhan dalam bekerja sama untuk mencapai keputusan melalui konsensus, dan mencapai visi bersama RSPO untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai sebuah norma. Asosiasi ini berkantor pusat di Zurich, Swiss, sedangkan sekretariatnya saat ini berbasis di Kuala Lumpur dengan kantor cabang di Jakarta, London, Zoetermeer, Beijing, Bogotá, dan New York.
Baca Juga: Musim Mas & Bunge Jalankan Program Smallholders Hub Pertama di Kalimantan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti