Musim Pembayaran Dividen Tiba, Inilah Saham Yield Dividen Tinggi yang Perlu Diamati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten saham di Bursa Efek Indoesia (BEI) siap-siap melakukan pembayaran dividen saham pada Maret-April 2024. Dari kelompok saham dengan yield dividen tinggi, analis rekomendasi sejumlah saham untuk dipantau.

Di BEI, emiten dengan yield dividen tinggi tergabung dalam IDX High Dividend 20. IDX High Dividend 20 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield tinggi. 

Empat bank big caps PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) kompak telah mengumumkan dividen dari laba bersih tahun lalu.


BBRI akan melakukan pembayaran sisa dividen tunai Tahun Buku 2023 senilai Rp 35,43 triliun atau Rp 235 per saham. BMRI akan melakukan pembayaran dividen saham senilai Rp33,03 triliun atau Rp353,95 per saham.

BBCA akan melakukan pembayaran dividen Rp 270 per saham atau dengan jumlah dana Rp 33,28 triliun. BBNI akan membagikan dividen sebesar 50% dari laba bersih tahun buku 2023, senilai total Rp 10,45 triliun.

Baca Juga: Dividen Tak Usik Modal Perbankan

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengamati situasi ini turut menjadi angin segar yang sempat membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level all time high.

"Penguatan emiten big bank membawa optimisme ke pasar domestik, terlebih porsi dari saham-saham tersebut cukup besar terhadap IHSG," kata Miftahul kepada Kontan.co.id, Jum'at (15/3).

Dari konsensus sejumlah analis yang dihubungi Kontan.co.id, Dividend Payout Ratio (DPR) bank big caps relatif sesuai ekspektasi. Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menyoroti DPR dari empat bank big caps yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.

"DPR big caps sudah sesuai ekspektasi. Menampilkan optimisme seiring lonjakan kinerja, di mana laba bersih mencatatkan rekor tertinggi," ungkap Ratih.

Setelah momentum saham bank, investor pun bersiap menyambut gelombang pembagian dividen berikutnya. Meski bukan jaminan akan memberi imbal hasil yang tinggi, tapi IDX High Dividend 20 bisa menjadi sarana menyaring saham-saham potensial. Seperti BBRI, BMRI, BBCA dan BBNI yang juga menjadi konstituen indeks ini.

Selain saham perbankan, Ratih menilai investor juga dapat mencermati saham sektor energi yang menjadi konstituen IDX High Dividend 20. "Secara historis, saham sektor energi, khususnya batu bara memberikan DPR dan yield yang menarik," imbuh Ratih.

Head of Proprietary Investment Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo mengamini saham sektor energi punya prospek pembagian dividen yang menarik. Secara kinerja, sejumlah emiten sudah in line, bahkan ada yang di atas ekspektasi.

Hal itu sudah mempertimbangkan penurunan laba yang terprediksi akibat amblesnya harga komoditas, terutama batubara.

"Harga sahamnya pun sudah turun jauh dibanding setahun lalu, seiring penurunan kinerja. Jadi yield-nya tetap menarik mesti tidak setinggi tahun lalu," terang Handiman.

Miftahul sepakat, mayoritas dividen dari emiten batubara akan lebih rendah, sejalan dengan penurunan kinerja. Dia pun menghitung estimasi yield pembagian dividen final dari emiten batubara konstituen IDX High Dividend 20.

Miftahul mengestimasikan dividen yield PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ada di level 9,8% dengan asumsi DPR 60%. Kemudian PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) estimasi yield 6,4% dengan asumsi rasio DPR 60%. 

Selanjutnya, Miftahul memprediksi dividen yield PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 18,3% dengan asumsi DPR 100%. Emiten terkait komoditas lainnya, PT United Tractors Tbk (UNTR) diprediksi memiliki yield 6,24% dengan asumsi DPR sebesar 40%.

Research Associate Panin Sekuritas Sarkia Adelia Lukman turut memprediksi emiten batubara masih memberi dividen yield yang menarik, meski tidak setinggi tahun lalu. Selain itu, emiten telekomunikasi dan komoditas emas juga menarik dicermati.

Menurut Sarkia, saat ini investor masih cenderung wait and see menanti laporan keuangan emiten IDX High Dividen 20. Handiman punya pandangan berbeda, bahwa investor sudah cenderung mengakumulasi jauh sebelum emiten merilis kinerja.

Dus, pelaku pasar perlu hati-hati agar tidak masuk ke dalam dividen trap. "Boleh beli asalkan punya horizon investasi jangka panjang. Sebaiknya jangan jadi dividen hunter jangka pendek karena sudah agak telat," kata Handiman.

Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya sepakat, untuk tetap selektif dalam memanfaatkan momentum dividen. Untuk saat ini, Cheril memandang saham perbankan masih bisa menjadi pilihan utama.

Cheril menyodorkan BMRI dengan target harga Rp 7.700 dan stoploss pada Rp 6.950, serta BBCA dengan target harga Rp 10.800 dan stoploss Rp 9.800. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus juga menjagokan dua saham tersebut.

Selain bank big caps, di jajaran saham IDX High Dividend 20 Nico melihat saham ADRO, PTBA, UNTR, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebagai pilihan menarik.
Sedangkan Miftahul menyematkan rekomendasi hold atau trading buy pada saham ADRO (target harga Rp 2.870), ITMG (target harga Rp 28.700), dan PTBA (target harga Rp 3.150). Sementara Ratih menyarankan buy PTBA (target harga Rp 3.080) dan UNTR (target harga Rp 26.000).

Itulah saham-saham pembayar dividen berjumlah besar yang layak dicermati. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto