Musim Rilis Kinerja LQ45 Bergulir, Saham-saham Bluechip Pilihan Ini Layak Koleksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim rilis laporan keuangan per kuartal III-2023 bergulir. Hingga tulisan ini dibuat, ada 57 emiten yang sudah mengumumkan kinerja kuartal III-2023 kepada publik. Lima di antaranya merupakan emiten anggota indeks LQ45.

Kelima emiten berkategori saham bluechip itu membukukan kinerja yang beragam. Performa emiten big bank, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) masih prima. Laba bersih keduanya kompak melonjak double digit, masing-masing 25,78% dan 12,35%.

Emiten yang terkait dengan energi dan barang baku punya nasib berbeda. PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) misalnya, mengalami penurunan kinerja baik dari sisi top line maupun bottom line. Pendapatan dan laba bersih ESSA terpangkas 58,23% dan 90,67% secara tahunan.


Baca Juga: Laba Unilever Indonesia (UNVR) Menyusut 9,1% Per Kuartal III-2023

Lain cerita dengan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang masih mampu mendongkrak perolehan laba bersih sebanyak 9,61%. Capaian ini terjadi ketika total pendapatan AKRA merosot 13,33%. 

Dari sektor consumer non-cyclicals, pendapatan dan laba PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih kompak merosot.

Sepanjang periode sembilan bulan 2023, penjualan dan laba UNVR masing-masing menurun 3,29% dan 9,32% dibanding periode yang sama tahun lalu. Bagi emiten terkait energi, merosotnya kinerja kuartal III-2023 tak lepas dari harga komoditas yang melandai.

Direktur Utama AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo mengungkapkan, penjualan konsolidasian AKRA menurun per 30 September 2023 diakibatkan oleh harga jual rata-rata minyak bumi dan bahan kimia dasar yang lebih rendah. ESSA mengalami nasib serupa.

Direktur Utama ESSA Kanishk Laroya menyampaikan penurunan pendapatan terutama didorong oleh merosotnya harga komoditas. Apalagi ketika dibandingkan dengan tingkat harga amoniak dan LPG pada tahun 2022 yang kala itu berada di level tinggi.

Terlebih, secara operasional ESSA melakukan jadwal pemeliharaan pabrik amoniak selama tiga minggu pada kuartal I-2023. Meski begitu, emiten yang dulunya bernama PT Surya Esa Perkasa Tbk ini mengestimasikan ada perbaikan kinerja pada periode akhir tahun 2023.

Dorongannya datang dari harga amoniak dan LPG yang melonjak lebih dari 100% sejak akhir September dibandingkan level harga terendah pada Mei 2023. 

"Dampaknya akan tercermin pada laporan keuangan kuartal IV," kata Laroya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/10).

Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana menilai sejauh ini rilis kinerja emiten masih sesuai ekspektasi. Performa emiten bank masih terjaga, apalagi dengan level suku bunga acuan saat ini. Begitu juga dengan kinerja emiten berbasis komoditas yang tak bisa lepas dari efek volatilitas harga global.

Sedangkan untuk emiten consumer seperti UNVR, secara operasional Raditya memandang sudah ada perbaikan. Tampak dari tingkat penurunan penjualan yang sudah menipis dan terpangkasnya harga pokok penjualan.

Baca Juga: Metrodata Electronics (MTDL) Cetak Kenaikan Laba Bersih di Kuartal III-2023

Meski begitu, bottom line masih lebih rendah akibat biaya keuangan yang tinggi, baik dari sisi efek kurs maupun cost of funding lainnya.  "Sebetulnya secara operasional sudah oke, tinggal biaya keuangannya dilakukan efisiensi," kata Raditya.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas punya catatan serupa. Hasil kinerja emiten kuartal III-2023 sejauh ini masih sesuai ekspektasi, begitu pun dengan pergerakan harga sahamnya yang mulai priced in.

Rilis laporan keuangan yang mulai ramai juga ikut menghangatkan pasar saham. Hal ini menjadi salah satu katalis penting penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari terakhir. 

"Selain teknikal rebound, rilis laporan keuangan bisa jadi salah satu alasan kenapa IHSG bisa menguat," ujar Sukarno.

Equity & Economics Analyst KGI Sekuritas Indonesia, Rovandi menimpali, pelaku pasar masih cenderung wait and see. Investor mengukur sejauh mana efek sentimen global serta domestik, terutama pada tahun politik. 

"Respons pasar masih kurang, karena terganggu oleh global market, rupiah yang melemah, juga Pemilu," sebut Rovandi.

Bisa Mulai Cicil Beli

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai pelaku pasar bisa mulai mengantisipasi rilis kinerja emiten-emiten big cap. Ada sejumlah laporan keuangan yang layak dinanti, dan saham-sahamnya menarik untuk dikoleksi.

Bisa dipertimbangkan untuk cicil beli PT Astra International Tbk (ASII), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Bank Negara Indonesa (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Baca Juga: Kuartal III-2023, Penjualan Semen Baturaja (SMBR) Tumbuh Positif

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan wait and see terlebih dulu saham-saham perbankan. Sebab, masih ada kemungkinan mengalami koreksi. Sementara itu, Herditya menyematkan rekomendasi buy on weakness UNVR dan AKRA, serta speculative buy untuk ESSA.

Menimbang pertumbuhan kinerja yang masih solid, Raditya Krisna Pradana menyarankan buy on weakness untuk BBRI dan BBCA. Rekomendasi yang sama bisa diterapkan terhadap AKRA dan ESSA. Sedangkan untuk UNVR, bisa dipertimbangkan sell on strength terlebih dulu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi