Musnahkan 19,2 juta unggas, harga telur dan daging ayam di Korea Selatan melejit



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan masih belum dapat mengatasi lonjakan kasus flu burung di peternakan lokal. Rabu (20/1), Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan mengungkapkan, total kasus infeksi yang dikonfirmasi sejak November 2020 mencapai 67.

Sejauh ini, Korea Selatan juga sudah memusnahkan 19,2 juta unggas. Banyaknya jumlah unggas yang dimusnahkan terjadi karena otoritas setempat juga memusnahkan semua unggas dalam radius 3 kilometer dari peternakan yang terinfeksi.

Dari total unggas yang dimusnahkan tersebut, mayoritas merupakan ayam, yang jumlahnya mencapai 15 juta ekor.


Hal ini pun berdampak pada kenaikan harga telur di Korea Selatan. Di bulan ini saja, harga telur sudah naik 23,3% dibanding tahun sebelumnya. 

Selain telur, harga daging ayam dan itik juga melesat, masing-masing 11,7% dan 35,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. 

Baca Juga: Korea Selatan tegaskan siap lakukan diskusi apa pun dengan Korea Utara

Kini Kementerian Pertanian juga sudah menyelidiki dugaan kasus flu burung ganas H5N8 yang berada di sebuah peternakan telur di Eumseong, 131 kilometer sebelah selatan Seoul. 

Dari total kasus yang sudah dikonfirmasi, Provinsi Gyeonggi, yang mengelilingi Seoul, menyumbang 18 kasus dan Provinsi Jeolla Utara dan Selatan masing-masing memiliki 14 dan 13 kasus.

Korea Selatan mengidentifikasi kasus flu burung pertama yang sangat patogen yang ditelusuri ke peternakan lokal dalam hampir tiga tahun lalu pada bulan November 2020 silam.

Selain kasus flu burung di peternakan lokal, Negeri Ginseng ini juga dipusingkan dengan semakin menumpuknya jumlah burung liar yang terinfeksi. Pihak berwenang pun kian kesulitan untuk mengekang penyebaran penyakit menular tersebut.

Sejak akhir Oktober, Korea Selatan telah menemukan 87 kasus flu burung yang sangat patogen dari unggas liar.

Selanjutnya: Ini 11 wilayah di China dengan puluhan juta penduduk, yang terapkan penguncian corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari