Mustahil perbankan syariah ekspansi ke Filipina



JAKARTA. Dorongan Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (Kemeneg BUMN) agar bank syariah pelat merah melebarkan sayap bisnisnya ke Filipina sepertinya cuma isapan jempol. Pasalnya, aturan Bank Indonesia (BI) yang mengelompokkan bisnis bank berdasarkan kegiatan usahanya atawa BUKU membatasi ruang gerak dalam berekspansi.

Saat ini, Imam T Saptono, Pengurus Asosiasi Bank-bank Syariah Indonesia (Asbisindo) bilang, institusi keuangan yang menganut prinsip bagi hasil bagi risiko di Indonesia masih mentok di kelompok BUKU 2. Yakni, bank-bank dengan modal inti Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun. Malah, tidak sedikit perbankan syariah yang masih anteng di kelompok BUKU 1.

“Sesuai ketentuan BI, perbankan yang masuk kelompok BUKU 2 itu ekspansinya terbatas. Nah, untuk ekspansi di luar negeri itu baru boleh bank-bank yang masuk kelompok BUKU 3,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (23/1).


Kalau pun bisa berekspansi ke luar negeri, Imam yang juga menjabat sebagai Direktur Bisnis BNI Syariah mengatakan, yang paling memungkinkan hanya untuk technical assistant. Namun, untuk melakukan bisnis atau transaksi perbankan pada umumnya, ketentuannya belum memungkinkan.

Karenanya, BNI Syariah sendiri belum terlalu menanggapi serius ajakan Kemeneg BUMN tersebut. Daripada membuka kantor perwakilan untuk pendampingan teknis, anak usaha PT Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk ini lebih memilih memperbesar penetrasi pasarnya di kandang sendiri.

Adapun, fokus BNI Syariah di sepanjang tahun ini, yaitu dengan membuka sedikitnya 15 titik layanan mikro. Terutama, di wilayah timur Indonesia, seperti Bima dan Ternate. “Nah, untuk ekspansi kantor layanan mikro ini, kami sudah menyiapkan biaya investasi sekitar Rp 500 juta per unit,” imbuh dia.

Upaya Kemeneg BUMN mengajak bank lokal berekspansi ke Filipina lantaran kesuksesannya setelah mendorong bank lokal berekspansi ke Myanmar. Peluang ini juga dibuka oleh Pemerintah Filipina. “Secepatnya, kami akan bicarakan hal ini dengan bank syariah BUMN. Ini sesuai dengan rencana mempercepat pertumbuhan bisnis syariah,” tutur Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN.

Lebih lanjut Dahlan mengungkapkan, bisa saja nanti cabang bank syariah BUMN berada di Filipina. Toh, pasarnya menggiurkan apabila berkaca pada pertumbuhan ekonomi negara tetangga itu yang mencapai 7,8%. Lagipula, hingga kini Filipina sendiri baru memiliki satu bank syariah, padahal penduduk yang memeluk Islam lumayan banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia