Mutasi virus corona ditemukan di cerpelai dan menular ke manusia, WHO waspada



KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang melihat biosekuriti di sekitar peternakan cerpelai di negara-negara di seluruh dunia untuk mencegah "wabah virus corona baru" lebih lanjut.

WHO melakukan langkah tersebut, setelah Denmark memerintahkan pemusnahan cerpelai karena wabah virus corona melanda peternakan bulu hewan itu.

Maria van Kerkhove, Kepala Teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan, penularan virus corona baru antara hewan dan manusia "menjadi perhatian".


Namun, dia menambahkan: "Mutasi (pada virus) adalah normal. Jenis perubahan pada virus ini (corona baru) adalah sesuatu yang telah kami lacak sejak awal".

Baca Juga: Masa inkubasi virus corona lebih singkat, 2 hingga 6 hari

Mutasi virus corona menimbulkan kekhawatiran

Risiko penularan virus corona, menurut van Kerkhove, jauh lebih rendah pada hewan ternak selain cerpelai, yang tampaknya jauh lebih rentan terhadap infeksi.

"Kami bekerja dengan kantor regional (WHO), di mana ada peternakan cerpelai, dan melihat biosekuriti dan untuk mencegah kejadian limpahan," kata van Kerkhove, Jumat (6/11), seperti dikutip Reuters.

Denmark mengatakan minggu ini, berencana untuk memusnahkan seluruh populasi cerpelai dan mengumumkan langkah-langkah penguncian baru yang ketat di bagian Utara untuk mencegah virus corona yang bermutasi menyebar pada hewan dan manusia.

Ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa mutasi virus corona dapat memengaruhi potensi kemanjuran vaksin COVID-19 yang sedang dalam pengembangan.

Baca Juga: Ada harapan, vaksin corona Oxford bisa meluncur Desember 2020

Editor: S.S. Kurniawan