JAKARTA. PT Sumber Marine Shipyard memproduksi kapal angkut semen curah (cement carrier) MV Iriana berkapasitas 9.300 deadweight tonnage (dwt) dengan sistem electric propulsion pertama di Indonesia.Kapal asli buatan Indonesia itu nantinya dapat mendukung kelancaran distribusi barang. "Khususnya untuk muatan semen yang akan digunakan bagi kegiatan pembangunan di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Launching Ceremony Cement Carrier MV Iriana di PT Sumber Marine Shipyard, Tanjung Uncang, Batam, Sabtu (25/3).Kapal yang dipesan PT Pelayaran Andalas Bahtera Baruna (ABB), Jakarta ini menggunakan tenaga listrik yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Indonesia menjadi negara nomor tiga di Asia dalam membangun jenis kapal ini setelah Jepang dan Taiwan. Namun, buatan Indonesia lebih canggih karena mampu menghemat bahan bakar lebih besar. “Untuk itu, kami memberikan apresiasi karena teknologi di sini akan menghemat energi hingga 20%, sedangkan di Jepang hanya saving sekitar 10%,” ujar Airlangga. MV Iriana yang memiliki spesifikasi panjang 117 meter, lebar 25,5 meter, tinggi 7,9 meter, kedalaman ke air 6,3 meter, dan kecepatan 10 knot tersebut dibangun kurang dari setahun. Bahkan, pemakaian bahan baku untuk kapal besar ini didominasi baja lokal produksi PT Krakatau Posco, Cilegon. Airlangga menambahkan, pembangunan kapal tersebut mampu menghemat devisa sekitar Rp 260 miliar untuk satu kapal. Penghematan tersebut dapat digunakan untuk mempekerjakan tenaga lokal dan memperkuat mata uang rupiah. Pembangunan kapal ini sejalan dengan langkah pemerintah yang menempatkan sektor maritim sebagai salah satu program prioritas dalam pembangunan nasional. Hal ini termasuk juga di dalamnya pengembangan industri galangan kapal. “Melalui visi kemaritiman, saat ini pemerintah berupaya agar sektor industri galangan kapal nasional mempunyai daya saing di tingkat global,” ujarnya. Chairman PT Sumber Marine Shipyard, Haneco W Lauwensi mengaku, bangga pihaknya mampu menyelesaikan kapal angkut semen curah berteknologi elektrik tersebut. “MV Iriana, murni hasil karya anak bangsa Indonesia. Ini adalah wujud komitmen kami di dalam negeri sesuai misi Indonesia menuju poros maritim, dengan pengerjaan kurang dari satu tahun oleh 800 pekerja, berhasil membuat kapal berteknologi tinggi," ujarnya. Kemenperin mencatat peningkatan jumlah galangan kapal menjadi sekitar 250 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 1 juta dwt per tahun untuk pembangunan baru dan sekitar 12 juta dwt per tahun untuk reparasi kapal.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, cita-cita menjadikan Indonesia sebagai poros maritim tidaklah lengkap tanpa adanya industri galangan kapal yang kuat. Menurut Putu, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) menjadi salah satu strategi yang perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan industri perkapalan. Di samping itu, kebijakan lainnya yang akan terus didorong untuk kepentingan kemajuan industri galangan kapal adalah kebijakan fiskal. “Industri perkapalan merupakan investasi yang sangat besar dalam jangka waktu panjang. Oleh sebab itu, iklim investasi yang kondusif menjadi mutlak agar kesinambungan operasional dan produktivitas sektor industri perkapalan dapat menjadi lebih optimal,” tuturnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini